Prediksi Soeharto soal tahun 2020 yang jadi kenyataan hingga kini: Kita harus bersiap...

Prediksi Soeharto soal tahun 2020 yang jadi kenyataan hingga kini: Kita harus bersiap...

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Prediksi Soeharto soal tahun 2020 yang jadi kenyataan hingga kini: Kita harus bersiap...

GELORA.CO - 
Presiden Indonesia kedua yaitu H.Muhammad Soeharto meninggalkan rupa-rupa peristiwa yang dikenang dalam sejarah.

Beliau menjabat sebagai presiden dari tahun 1967 sampai 1998 menggantikan Soekarno.

Selama beliau menjabat, Presiden Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan.

Hal ini didasarkan pada kinerjanya yang berhasil membangun perekonomian Indonesia dan menciptakan stabilitas politik kala itu.

Dikenal sangat visioner, Soeharto memprediksi kondisi perekonomian Indonesia di tengah globalisasi dan liberalisasi ekonomi.

Hal ini disampaikan beliau dalam Temu Wicara Presiden Soeharto pada Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya, 23 November 1995.

Dilansir Hops.ID dari channel Youtube President Files, Soeharto menyebutkan prediksinya.

“Di 2020 nanti kita harus siapkan para pemuda untuk mencintai bangsa dan tanah airnya. Jika pemuda nanti kesemsem dengan produk yang murah namun hasil produksi luar negeri atau impor, hancur daripada bangsanya. Karena produk dalam negeri tidak ada yang beli, pabriknya tutup, lantas semuanya tidak bisa bekerja, tidak bisa makan,” ujarnya.

Soeharto menekankan para pemuda untuk lebih mencintai dan melestarikan produk lokal atas dasar cinta bangsa dan tanah air.

Hal ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi dalam negeri.

Prediksi ini dinilai menjadi kenyataan pada tahun 2020 bahkan hingga saat ini.

Konsumsi masyarakat terhadap produk impor yang tinggi mengakibatkan tersisihnya sebagian dari produk-produk lokal.

Padahal kualitas produk lokal juga bagus dan tidak kalah saing, lo!

Efek domino yang terjadi sesuai dengan apa yang disebutkan Soeharto.

Produksi dan distribusi produk lokal menurun sehingga beberapa pabrik tutup.

Lowongan pekerjaan berkurang mengakibatkan persaingan semakin ketat.

Akhirnya taraf kesejahteraan hidup menurun bahkan ada di garis kemiskinan.

Soeharto kemudian menyebut bahwa ini adalah tantangan pendidikan.

“Kita harus bersiap. Tentunya bagaimana sikap mencintai bangsa dan negara diterapkan mulai dari lingkungan pendidikan untuk meningkatkan daya saing. Mencintai produk dalam negeri, harus mulai sekarang,” sebutnya.

Nasihat beliau ini dirasa relevan berdasarkan kondisi sosial masyarakat saat ini. ***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita