Tetangga RI, Filipina, dilaporkan marah dengan hal ini. Pulau buatan itu ada di Escoda Shoal atau dikenal pula dengan Sabina Shoal.
Mengutip Reuters, Senin (13/5/2024), penjaga pantai Filipina (PCG) berkomitmen untuk mempertahankan kehadirannya. Mereka menegaskan akan membuat China tidak melakukan kegiatan reklamasi di wilayah itu.
Penjaga pantai Filipina bahkan mengerahkan sebuah kapal ke perairan dangkal tersebut. Dua kapal bahkan kini ditempatkan secara bergilir di wilayah tersebut.
Menurut Filipina pembuatan pulau itu sudah terlihat sejak pertengahan April. Penjaga pantai Filipina mengatakan mereka telah menemukan tumpukan karang mati dan hancur yang dibuang ke gundukan pasir Sabina Shoal, yang mengubah ukuran dan ketinggian beting itu.
"China melakukan reklamasi yang berhasil di Sabina Shoal," kata Juru bicara PCG Jay Tarriela.
Perlu diketahui Sabina Shoal berada di zona ekonomi eksklusif Filipina. Ini merupakan titik pertemuan kapal-kapal pembawa pasokan ke tentara Filipina yang ditempatkan di kapal-kapal perang di Second Thomas Shoal, tempat Manila dan Beijing sering terlibat perselisihan maritim.
Sejak beberapa tahun belakangan China memang bersitegang dengan banyak negara ASEAN karena klaimnya di LCS. Negeri itu menyinyalir memiliki 90% lebih wilayah LCS dengan aturannya wilayahnya sendiri yakni "sembilan garis putus-putus".
Padahal Pengadilan Arbitrase Permanen memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim Beijing tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional. Namun keputusan itu ditolak oleh China.
Perlu diketahui pula, reklamasi lahan secara besar-besaran di beberapa pulau di LCS juga bukan pertama di lakukan China. Negeri itu dilaporkan telah melakukan sejumlah reklamasi, membangun angkatan udara dan fasilitas militer lainnya di kawasan.
Ini menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat (AS). Filipina sendiri telah meminta bantuan pemerintah Presiden AS Joe Biden dan melakukan sejumlah latihan militer untuk membendung upaya klaim wilayah China.
Usir Diplomat
Sementara itu, Diplomat China terancam diusir dari Filipina. Permintaan ini diutarakan langsung oleh penasihat keamanan Fillipina, Eduardo Ano.
Menurutnya, China telah membocorkan percakapan telepon dengan seorang laksamana Filipina dan diplomat China. Informasi itu berasal dari laporan berita soal telepon mengenai pertikaian di LCS.
Dalam transkrip pembicaraan telepon, Laksamana Filipina disebut menyetujui untuk menggunakan kapal yang sedikit untuk pasokan ke marinir. Ini dilakukan di Second Thomas Shoal.
Selain itu, kedutaan besar China dinilai telah melakukan aksi menyebarkan disinformasi. Aksi tersebut perlu dihentikan dan diberikan sanksi.
"Kedutaan besar China di Manila melakukan tindakan berulang untuk melibatkan dan menyebarkan disinformasi, misinformasi, dan malinformasi," kata Ano.
Sumber: cnbc.