GELORA.CO - Pada tahun 1967 lalu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) resmi memberhentikan Soekarno sebagai kepala Negara Republik Indonesia alias presiden.
Dari situ, Soeharto lah yang menggantikan Soekarno sebagai presiden dan sekaligus menandai awal dimulainya era orde baru.
Namun, tentu saja Soekarno merasa tak terima saat posisinya sebagai presiden yang sudah berlangsung selama 22 tahun tersebut harus digantikan begitu saja.
Salah satu polwan yang sekaligus menjabat sebagai ajudan presiden kala itu mengungkapkan kejengkelan Soekarno saat harus menandatangani surat terima pergantian kekuasaan.
Ialah Ni Luh Putu Sugianitri, polwan sekaligus ajudan setia Soekarno yang kebetulan menemani sang proklamator sesaat setelah diberhentikan menjadi Presiden.
Kala itu, Sugianitri menjadi satu-satunya orang yang menemani Soekarno di Istana Negara sesaat setelah surat pemberhentian presiden diterima oleh sang proklamator.
“Saya menemani beliau (Soekarno) di Istana Negara, setelah bulan Oktober enam puluh lima “ terang Sugianitri seperti dikutip Hops.ID dari kanal YouTube PDI Perjuangan pada 22 Mei 2024.
Dikatakan oleh Sugianitri jika Soekarno kala itu merasa sakit hati setelah jabatannya sebagai presiden dinonaktifkan dan kegiatannya dibatasi saat di Istana Negara.
“Betapa sakit hati beliau, dinonaktifkan tidak bisa menerima tamu, tidak bisa berbicara kepada siapa-siapa. Teman beliau setiap hari, hanyalah saya “ terangnya.
Kala itu, Sugianitri ditanyai oleh Soekarno soal kesiapannya untuk bertugas menjadi ajudan di tempat lain, bersama presiden baru.
Namun, Sugianitri yang memang setia kepada Soekarno pun menjawab jika harus memikirkan dulu perihal tugas barunya tersebut.
“Saya diminta selesai menjalankan tugas di Istana Negara, saya harus bertugas di Istana lain, jawab saya, saya pikir-pikir dulu “ ungkapnya.
Lantas, Suginitri pun balik bertanya kepada Soekarno perihal penandatanganannya soal serah terima pergantian kekuasaan.
Namun, Soekarno malah melontarkan kata-kata kasar dan tegas kepada Sugianitri yang merupakan ajudannya kala itu.
“Jawabnya kepada saya, kamu bodoh, kamu tidak tahu politik kamu tidak tahu apa-apa “ terangnya.
Hingga akhirnya, Soekarno pun menjawab jika alasannya menandatangani serah terima kekuasaan tersebut karena tak ingin Indonesia hancur kala itu.
“Jangankan aku tidak serah terima dengan segala yang sudah diatur, lebih baik ku mati, kurobek diriku sendiri daripada negaraku hancur “ terang Ni Luh Putu Sugianitri yang merupakan ajudan dari presiden Soekarno kala itu.***
Sumber: hops