GELORA.CO - Sekutu Israel, Amerika Serikat menilai upaya negara sekutunya itu untuk menghancurkan Hamas di Gaza tidak semudah yang diperkirakan sebelumnya.
Amerika Serikat bahkan menilai Israel tidak akan mudah untuk mendapatkan kemenangan penuh.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Kurt Campbell pada acara KTT Pemuda Nato di Miami awal pekan ini.
"Dalam beberapa hal, kami berjuang mengenai teori kemenangan," katanya dikutip Rabu (15/5/2024).
"Kadang-kadang ketika kita mendengarkan dengan saksama para pemimpin Israel, mereka kebanyakan berbicara tentang gagasan kemenangan besar di medan perang, kemenangan total," lanjutnya.
Menurut Campbell hal tersebut membuat pihaknya tidak percaya apa yang dilakukan Israel dapat membuahkan hasil (mengalahkan Hamas).
"Saya rasa kami tidak percaya bahwa hal ini mungkin atau mungkin terjadi dan hal ini sangat mirip dengan situasi yang kita alami setelah 9/11, di mana, setelah penduduk sipil dipindahkan dan banyak kekerasan yang terjadi pemberontakan berlanjut," tuturnya.
Komentar tersebut muncul ketika AS memperingatkan Israel untuk tidak melanjutkan operasi militer mereka ke Rafah.
Rafah, yang terletak di paling selatan Jalur Gaza, tempat berlindung satu juta orang yang terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.
Menyamakan situasi di Gaza dengan pemberontakan yang berulang yang dihadapi AS di Afghanistan dan Irak setelah serangan 11 September, Campbell mengatakan solusi politik diperlukan.
"Saya pikir kami memandang bahwa harus ada lebih banyak solusi politik yang berbeda dari masa lalu, banyak negara ingin bergerak menuju solusi politik yang lebih menghormati hak-hak warga Palestina," katanya.
"Saya rasa ini tidak pernah lebih sulit daripada saat ini," tambahnya.
Dengan pernyataan tersebut, Campbell menjadi seorang pejabat tinggi AS yang paling jelas dan efektif mengakui bahwa strategi militer Israel saat ini tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah berulang kali bersumpah untuk mencapai kemenangan total melawan Hamas di Gaza.
Situasi tersebut terjadi usai Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 yang menurut pemerintahan Israel telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza dan telah menewaskan lebih dari 35.000 orang dan menjadikan daerah kantong kecil itu menjadi lahan kosong.
Sumber: akurat