GELORA.CO - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bantul menyayangkan atas kejadian seorang khatib Salat Idulfitri di Lapangan Banguntapan yang menyangkut-pautkan isi khotbah dengan unsur politik yang tengah terjadi di Indonesia.
Alhasil dalam video yang beredar, jemaah yang merasa jengah kemudian meninggalkan lapangan.
"Kekeliruan yang dilakukan pejabat negara, menjadi sangat lebih memalukan dan memuakkan karena kecurangan dalam pemilu yang dinilai banyak yang terburuk dalam sejarah Indonesia," ucap khatib dalam khotbahnya tersebut. Tak hanya itu, khatib juga menyebut nama Presiden Jokowi.
"Hal tersebut terjadi justru terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai presiden RI, sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar," lanjutnya.
Kepala Kemenag Bantul, Ahmad Sidqi membenarkan adanya kejadian viral yang terjadi pada Rabu (10/4/2014) lalu.
"Yang pasti, kami menyayangkan kejadian kemarin karena tidak sesuai dengan imbauan kami dari Kementerian Agama terkait pedoman atau panduan perayaan Idulfitri sesuai Surat Edaran Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2024.
Yang mana materi khotbah diimbau mengedepankan ukhuwah Islamiyah, persatuan dan tidak berbicara mengenai politik praktis sesuai SE Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2023 tentang panduan ceramah keagamaan," katanya dihubungi, Jumat (12/4/2024).
Tadi malam, pihaknya melalui Kantor Urusan Agama (KUA) di wilayah tersebut telah mengklarifikasi kepada Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Tamanan selaku panitia penyelenggara Salat Idulfitri di Lapangan Banguntapan. "Dari pihak panitia juga sudah minta maaf atas kejadian tersebut.
Ketika khotbah, khatib menyinggung dengan suasana perpolitikan di Indonesia. Itu di luar jangkauan dari panitia. Karena sebelumnya panitia juga tidak komunikasi dengan khatib terkait materi khotbah yang akan disampaikan," tutur Ahmad.
Dikatakan Ahmad, Kemenag sifatnya hanya memantau dan membina. Sementara, untuk pemilihan khatib menjadi kewenangan masing-masing PHBI.
Kendati demikian, ia meyakini bahwa para khatib yang diundang atau diminta untuk mengisi khotbah adalah orang-orang yang berkompeten hanya saja materi yang disampaikan kebetulan kurang pas. Sebagai informasi, khatib dalam Salat Idulfitri di Lapangan Banguntapan diketahui adalah Untung Cahyono yang merupakan Dosen Universitas Ahmad Dahlan.
Ia pun sempat terdaftar di wadah Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) di Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI). Selain menjadi dosen, Untung pun kerap diundang sebagai narasumber di Youtube Masjid Islamic Center UAD dan menyampaikan ceramah mengenai agama di kanal Youtube tersebut.
Namun, pihak UAD sendiri akhirnya membantah soal status dosen mereka yang kini jadi viral lantaran khotbahnya soal politik tersebut. Pihak UAD pun menyatakan bahwa Untung sudah tidak mengajar lagi di UAD sejak 2022. Dari kejadian ini, Ahmad berharap tidak terulang lagi.
Karena sebelumnya, Kemenag Bantul sudah masif untuk mengingatkan kepada masyarakat, takmir masjid dan PHBI untuk selalu berpegang pada pedoman yang diberikan oleh pemerintah terkait ceramah keagamaan dan perayaan Hari Raya Keagamaan dan sebagainya.
Bahkan beberapa hari sebelumnya, pihaknya juga sudah membuat flyer yang disosialisasikan kepada masyarakat bekerjasama dengan Polres Bantul untuk turut menyebarkan panduan penyelenggaraan Idulfitri. Ke depan, menjadi pembelajaran untuk selektif memilih khatib dan materi yang akan disampaikan
Sumber: tvOne