Potret Menjijikkan RTH Tubagus Angke, Kondom dan Tisu Bekas Bertebaran di Sarang Prostitusi Jalanan

Potret Menjijikkan RTH Tubagus Angke, Kondom dan Tisu Bekas Bertebaran di Sarang Prostitusi Jalanan

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Potret Menjijikkan RTH Tubagus Angke, Kondom dan Tisu Bekas Bertebaran di Sarang Prostitusi Jalanan

GELORA.CO -
Puluhan alat kontrasepsi seta tisu-tisu bekas bertebaran di ruang terbuka hijau (RTH) Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (26/4/2024).

Dari yang nampak di lokasi, alat kontrasepsi berbentuk karet itu, bercampur dengan dedaunan kering dan sampah-sampah plastik bekas makanan.

Beberapa juga ada yang dibuang ke kali, hingga dikubur di dalam tanah. 

Tak ayal, jika ada banyak lalat serta nyamuk yang bertebaran dan menghinggapi ruang yang seharusnya jadi paru-paru kota tersebut.

Alih-alih menjadi paru-paru kota, RTH itu justru menjadi tempat maksiat dan sarang penyakit.

Padahal, ada banyak warga yang kerap memanfaatkan area tersebut untuk duduk-duduk santai sembari melakukan aktivitas memancing. 

Salah satu warga bernama Koko (53) membenarkan jika ada aktivitas prostitusi di wilayah itu.

Bukan satu atau dua tahun, melainkan sudah berlangsung sejak 1985.

"Benar itu kan istilahnya tempat malam gitu, sejak tahun 1985. Dari tahun segitu sampai sekarang malah tambah banyak," kata Koko saat ditemui Warta Kota di Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat.

Menurutnya, setiap malam mulai pukul 21.00 WIB, akan ada orang yang mendirikan tenda-tenda di sepanjang Jalan Tubagus Angke.

Koko bahkan hapal betul jumlah serta titik lokasi tenda-tenda tersebut.

Pasalnya sejak tahun 1985 itu, tempat prostitusi liar tersebut tak bergeser sedikitpun.

Koko mengatakan, total ada 14 tenda yang masing-masingnya diisi oleh 3-4 wanita malam atau bahkan lebih.

"(Tenda) buat cewek malam. Perempuan-perempuan malam uang keliaran gitu. Cewek enggak beres. Pengunjung banyak yang tiap malam main," jelas Koko.

Koko berujar, biasanya para pelanggan tempat prostitusi liar itu adalah pengendara laki-laki yang melintas kemudian melipir untuk jajan.

Kendati begitu, Koko menyebut jika dirinya dan warga tak bisa berbuat apa-apa sekalipun ia merasa resah.

"Resah enggak resah si, habis gimana kebiasaan mata pencaharian. Enggak bisa ditegur, istilahnya mata pencahariannya begitu mau gimana," kata dia.

Sebenarnya, kata Koko, kerap ada petugas yang melakukan penertiban di tempat tersebut.

Namun, para pemain malam itu selalu bisa lolos lantaran bersembunyi di berbagai tempat.

"Biasanya mulai pukul 21.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Banyak yang razia-razia gitu, tapi balik lagi. Istilahnya dia ke sana (Satpol PP pergi), mereka pasang lagi (tenda)," jelasnya.

Walhasil tiap pagi hari, petugas kebersihan setempat harus meyaksikan potret menjijikan dari tebaran kondom-kondom bekas pakai.

Bahkan tak jarang, kondom itu mencapai setengah karung tatkala dikumpulkan.

"Ya kadang-kadang dibersihin juga. Kadang-kadang ada banyak bertumpuk-tumpuk, istilahnya tenda yang ramai ya banyak bekas-bekasnya kondom dan tisu," pungkas dia.

Sementara itu, Camat Grogol Petamburan Agus Sulaeman membenarkan jika pihaknya kerap melakukan penertiban di tempat yang diduga menjadi sarang prostitusi.

Namun, hasilnya tetap nihil.

Di mana, para pelaku malam itu selalu datang lagi dan lagi untuk melakukan tindakan haram tersebut.

"Barusan saya udah perintahkan ke Lurah untuk dilakukan yang pertama pembersihan dulu sih, kalau kegiatan rutin kami penertiban sudah rutin cuma kadang-kadang penertiban itu juga bocor ya, jadi enggak efektif," kata Agus saat dihubungi, Jumat.

Oleh karenanya, Agus menyebut jika pihaknya akan lebih memaksimalkan giat penertiban di kawasan tesebut usai fenomena ini terkuak.

"Memang penertibannya harus secara diam-diam, tapi rutin kami di situ. Tapi nanti setelah ada temuan spt ini kita akan upayakan supaya lebih maksinal penertibannya," pungkasnya. 

Sumber: wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita