Luhut Tak Sudi RI Terus Ekspor via Singapura, Buka Jalur Baru ke China

Luhut Tak Sudi RI Terus Ekspor via Singapura, Buka Jalur Baru ke China

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Luhut Tak Sudi RI Terus Ekspor via Singapura, Buka Jalur Baru ke China

GELORA.CO -
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan tak ingin Indonesia terus-menerus ekspor melalui Singapura.

Luhut menegaskan sudah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi untuk membuat jalur perdagangan baru. Ini sekaligus rangkaian dari hasil Pertemuan ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI-RRT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada pekan lalu.

"Kita jangan jadi feeder ke Singapura. Kita harus bisa ekspor (langsung) dari Indonesia," tegas Luhut dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Minggu (21/4).

"Nah, kita cari partner. Pelabuhan Ningbo (di Zhejiang, China) salah satu partner yang kita akan mainkan. Sehingga nanti di (Pelabuhan) Kuala Tanjung (Sumatra Utara) itu bisa langsung ekspor dan mengirim kontainer ke luar negeri, tidak perlu menjadi feeder dari Singapura," jelasnya.

Luhut menegaskan jalur ekspor dari Pelabuhan Kuala Tanjung ke Pelabuhan Ningbo harus digarap. Menurutnya, ini penting untuk menunjukkan kemandirian Indonesia di masa mendatang.

Selain rencana pembuatan jalur perdagangan baru, Luhut menagih janji investasi China di Kalimantan Utara (Kaltara). Negeri Tirai Bambu itu direncanakan menanamkan modal di Kaltara terkait proyek petrokimia.

"Mereka (China) malah bilang, 'Kalau kita ajak lagi negara ketiga mau gak?'. Saya bilang, menarik sekali. Karena saya pernah bicara dengan Mohammed bin Salman (MBS), waktu ketemu beliau di Saudi dan beliau bilang pengin masuk (ke Kaltara)," tuturnya.

"Wang Yi bilang, kalau Saudi mau, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab/UEA) mau, kenapa tidak? Jadi, saya segera akan approach teman-teman di Abu Dhabi dan Riyadh untuk masuk ke sini (Kaltara)," imbuh Luhut.

Ia menegaskan Arab Saudi dan UEA bisa ikut menanamkan modalnya dengan China melalui Indonesia Investment Authority (INA). Terlebih, proyek di Kaltara itu diklaim Luhut sangat besar.

Oleh karena itu, Luhut menekankan konsorsium ini akan menunjukkan kekuatan baru dari negara berkembang.

Sumber: cnn
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita