GELORA.CO - Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD membongkar sejumlah fakta yang cukup mengejutkan di balik perjalanan politiknya sebagai calon wakil presiden PDIP untuk Ganjar Pranowo.
Lantas apa yang membuat Mahfud MD menerima pinangan PDIP dan benarkah ia mengeluarkan mahar politik dengan jumlah fantastis?
Dikutip dari tayangan podcast YouTube Dedy Corbuzier, Mahfud MD akhirnya menjawab sederet pertanyaan tersebut.
Salah satunya adalah soal keputusan dia menerima mundur dari jabatan Menkopolhukam dan menerima posisi untuk mendampingi Ganjar.
Mahfud MD menegaskan, bahwa itu adalah pilihan politik. Selebihnya, ada beberapa hal lain yang membuatnya mantap untuk merapat ke PDIP.
"Waktu itu saya terus terang merasa terhormat ketika saya diundang oleh Bu Mega, dan diminta untuk menjadi wakilnya Pak Ganjar," kata Mahfud MD.
Pada saat diminta Megawati Soekarnoputri itu, pikiran Mahfud dan partai berlambang banteng moncong putih ini sama, mereka masih berpikir bahwa Jokowi ada dibarisan PDIP.
"Kan belum ada nama Gibran waktu saya muncul. Jadi satu, saya merasa terhormat," jelasnya.
Kemudian yang membuat Mahfud surprise sehingga harus menerima penghormatan itu adalah Megawati mengatakan, bahwa negara ini perlu penegak hukum, perlu ada penegakan hak asasi manusia dan korupsi-korupsi itu sudah luar biasa.
"Beliau mengatakan, kami berharap Pak Mahfud di situ, dan dia katakan juga, Pak Mahfud tidak perlu menyediakan uang," tuturnya.
"Pada waktu itu, bagi saya ini berkesan, mungkin bagi Bung Dedi juga berkesan, karena selama ini kan dikenal kalau mau jadi capres PDIP mahal, selama ini isunya begitu," sambungnya.
Di luaran, banyak yang menghebuskan isu jika maju dari PDIP akan mengeluarkan uang sekian triliun, sekian ratus miliar.
"Tapi ketika saya dipanggil, loh Bu Mega bilang ndak tuh," katanya.
Bahkan, lanjut Mahfud, Ketum PDIP tersebut sampai menegaskan, agar dirinya jangan menerima bantuan uang dari pihak lain.
"Kalau ada orang nyumbang itu suruh dalam bentuk barang aja, kaos, langsung kirim, tapi kalau dalam bentuk uang, kata Bu Mega, Pak Mahfud tidak usah. Kami yang ngurus di TPN (tim pemenangan nasional)."
"Sehingga saya tidak keluar uang," timpalnya lagi.
Disisi lain, saat itu Mahfud dan PDIP tidak tahu bahwa Jokowi akan mengajukan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka untuk maju di Pilpres.
"Kami tahu bahwa Pak Prabowo akan maju. Kan waktu itu kan masih banyak calonnya tuh, macam-macam lah, ya kita jalan aja. Nah tiba-tiba muncul nama Mas Gibran, ya konstalasi terus berubah. Ya tidak apa-apa harus jalan," ujarnya.
Sampai akhirnya, Mahfud menerima kekalahan, dan kembali menghadap Megawati. Di situlah, mantan Ketua Hakim MK ini mengaku salut dengan sikap kenegarawanan putri Soekarno tersebut.
"Ibu mempercayai saya, dan menunjukkan jati diri ibu, ibu tidak tidak mencari uang dari proses politik ini. Bagi saya kalah enggak apa-apa, saya tetap merasa terhormat saya bilang," tuturnya.
Sumber: viva