Pasalnya menurut Rinny Budoyo, Prabowo Subianto pasti akan mencari keseimbangan baru untuk membendung kekuatan Jokowi yang ingin ikut campur dalam pemerintahannya dengan menggandeng PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
"Masalahnya kalau Pak Jokowi enggak bersedia lengser ingin ada matahari kembar yang memimpin Indonesia ke depan, maka niscaya hubungan di antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo akan memanas dan retak," ucapnya.
"Niscaya Pak Prabowo bakal mencari keseimbangan baru dan menempatkan PDI Perjuangannya Ibu Mega dalam strategi backupnya," sambungnya, dikutip populis.id dari YouTube 2045 TV, Selasa (12/3).
Sementara sebelumnya, Rinny Budoyo mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menguasasi sepertiga parlemen pada pemerintahan mendatang jika berhasil menggabungkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi permanen.
Sehingga, kata Rinny Budoyo, proyek pengambil alihan PKB dari tangan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sangat krusial, karena tanpa PKB, Jokowi akan kehilangan sekitar 11 persen suara dari parlemen mendatang.
"Pengambil alihan PKB ini santer terkait dengan rencana besar Pak Jokowi untuk membangun koalisi permanen seperti Barisan Nasional di Malaysia, setelah Partai Golkar dan PAN masuk ke kantongnya, giliran partainya warga nahdliyin itu yang konon bakal dimasukkan juga ke dalam portofolio," ucap Rinny Budoyo.
"Dengan menggabungkan tiga partai ini kekuatan Pak Jokowi di parlemen mendatang akan menjadi sekitar 33%, dia akan menguasai sepertiga dari parlemen, sepertiga dari DPR RI, makanya proyek pengambil alihan PKB ini menjadi sangat krusial, PKB sendiri diprediksi bisa menyumbang hingga 11% suara di parlemen mendatang," imbuhnya, dikutip populis.id dari YouTube 2045 TV, Jumat (8/3).
Sumber: populis