GELORA.CO - Nama Gus Fuad Plered saat ini kembali menjadi sorotan setelah videonya beredar luas di media sosial. Kali ini tentang perseteruan antara dirinya dengan Habib Rizieq Shihab.
Hal ini karena statemen dalam sebuah video yang disampaikan oleh ulama Yogyakarta bernama lengkap KH. Muhammad Fuad Riyadi tersebut.
Dalam video itu, Gus Fuad Plered menantang Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk segera menangkap Habib Rizieq Shihab.
Dia mengungkap alasan tangkap Habib Rizieq Shihab ini lantaran dianggap sudah memprovokasi semua warga untuk memberontak kepada negara, buntut dengan hasil Pemilu 2024.
"Kenapa kita pakai judul 'Pak Kapolri Tolong Tangkap Habib Rizieq Shihab!!' karena ini nanti videonya saya putarkan, di video ini nyata-nyata Habib Rizieq Shihab itu memprovokasi masyarakat untuk memberontak kepada negara," tegas Gus Fuad Plered dalam kanal YouTube pribadinya, Kamis (21/3/2024).
Lalu, siapa sebenarnya Gus Fuad Plered ini, berikut profil selengkapnya dikutip dari berbagai sumber:
Gus Fuad Plered aslinya bernama KH. Muhammad Fuad Riyadi.
Tokoh muda ini merupakan anak kedua dari pasangan H. Ahmad Abdul Bakdi dan Hj. Siti Muyassarotul Maqosid yang lahir pada 8 Oktober 1970 di Kampung Santri Wonokromo, Yogyakarta.
Gus Fuad Plered dikabarkan mempunyai 4 orang istri, namun hingga kini belum ada informasi yang mengungkap identitas mereka.
Kendati sudah terbilang tak lagi muda, ulama kelahiran Yogyakarta ini masih aktif memberikan berbagai kajian terhadap para jamaah dan santrinya.
Nama Fuad sendiri didapat dari Abuya Dimyati Banten. Beliau berpesan kepada orang tuanya jika lahir diberi nama Fuad dan sudah diberi gelar kiai atau ulama.
Abuya Dimyati Banten dikenal sebagai mursyid paling senior untuk 7 aliran tarekat.
Ayahnya, H Ahmad Abdul Bakdi merupakan keturunan Kiai Abdurrouf Wonokromo, masih trah Sunan Ampel dari garis putranya Sunan Bonang.
Sementara ibunya, Hj Siti Muyassarotul Maqosid, keturunan dari Kiai Sangidu yang memiliki silsilah garis laki-laki sampai Kiai Nur Iman putra Amangkurat IV dan saudara Hamengkubuwono I.
Adapun garis dari ibunya, keturuan Kiai Kholil Wonokromo.
Gus Fuad juga mewarisi trah Sunan Ampel dari garis keturunan Sunan Bonang.
Sunan Ampel merupakan salah satu tokoh Wali Songo sekaligus menjadi pemimpin para penyebar Islam di Tanah Jawa.
Sunan Ampel bernama asli Ali Rahmatullah dan lahir di Champa, Vietnam pada 1401.
Salah satu ajaran penting dari Sunan Ampel adalah "moh limo", yakni menolak atau berpantag pada 5 hal, yakni moh mabok, moh main, moh madon, moh madat, dan moh maling.
Moh mabok artinya tidak mau minuman keras. Moh main artinya tidak mau berjudi. Moh madon artinya tidak mau berbuat zina, moh madat artinya tidak memakai narkoba, dan moh maling artinya tidak mencuri atau korupsi.
Sedangkan Sunan Bonang yang bernama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim, lahir di Tuban pada 1465.
Sunan Bonang dikenal dari cara berdakwahnya yang menggunakan gamelan, yakni alat musik tradisional Jawa.
Nama Bonang juga diabadikan ke salah satu alat musik dia ciptakan yang berbentuk seperti gong.
Setelah mengembara, banyak mempelajari atheis, agama hindu, Khonghucu dan lainnya, Gus Fuad Plered mendirikan Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah, di Pleret Bantul atas bimbingan neneknya, Nyai Sangidu.
Gus Fuad Plered menekankan ilmu fiqih, tafsir Qur'an, sunah Nabi SAW dengan tasawuf.
Kitab yang dikaji dari ulama salaf yang otoritas ilmu wara', dan memancarkan kedalaman taqwa, seperti; Imam al Ghazali, Imam Nawawi, Syaikh Nawawi al Bantani, Ibnu Hajar al 'Asqalani, Habib 'Aliy al Habsy.
Kemudian Syaikh 'Utsman bin Husain, dan lain-lain. Selain mengajarkan ilmu agama, pesantren Roudlatul Fatihah juga mengembangkan dakwah lewat Kanal YouTue Gus Fuad Channel dan ROFA Channel.
ROFA merupakan grup musik Islami. Gus Fuad Plered pernah manjadi junalis dan menulis banyak karya sastra di berbagai surat kabar. Beliau juga banyak menulis buku dan gemar melukis.
Gus Fuad juga punya bakat di bidang kesenian seperti dalam melukis, menulis syair, hingga bidang musik.
Kemudian, Gus Fuad Plered tak asing dalam dunia sasta, khususnya kepenyairan. Di Yogyakarta, dia diketahui belajar tentang puisi dan sastra ke sejumlah sastrawan.
Aktivitasnya dalam dunia kepenulisan pun tak diragukan karena cukup lama menjadi jurnalis di media lokal. Karya-karya tulisnya telah tersebar dalam bentuk buku hingga media massa.
Itulah profil, biodata, hingga sanad keilmuan Gus Fuad Plered, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Fatihah.
Sumber: tvone.