"Beliau memang selalu optimis dalam hal apa pun, hanya saja pendekatan yang digunakan keliru," katanya saat dihubungi, Rabu, 6 Maret 2024. Sebab, ujarnya, rakyat sudah dapat berkaca dan melihat rekam jejak dari program-program sebelumnya.
Salah satu yang disoroti adalah program food estate atau lumbung pangan, yang dinilai gagal dan merugikan masyarakat. "Food estate ini proyek yang perlu dievaluasi total, karena gagal terus dan merugikan masyarakat sekitar," ucap Eliza.
Alih-alih terus membangun food estate yang gagal, Eliza mengatakan bahwa seharusnya pemerintah mulai berfokus pada intensifikasi di lahan eksisting. "Petani di lahan Jawa kurang diperhatikan, (produksi) dibiarkan terus menurun karena kerusakan irigasi, sementara pemerintah sibuk membuka luas lahan baru bahkan mengorbankan hutan," ucapnya.
Namun, katanya, pemerintah saat ini masih berorientasi pada ekstensifikasi, bukan intensifikasi di lahan eksisting. Padahal, katanya, ekstensifikasi di lahan rawa belum mampu mengoptimalkan produksi.
Ia menyatakan, bakal sulit menggenjot produksi pangan apabila kebijakan yang dibuat pemerintah tidak menyentuh akar persoalan, yaitu kesejahteraan petani. Menurut Eliza, pilar utama mewujudkan Indonesia negara pengekspor pangan dunia di masa mendatang adalah dengan menyejahterakan petani.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan optimismenya itu saat menghadiri acara Mandiri Investment Forum 2024 di Jakarta pada Selasa, 5 Maret 2024. Dalam kesempatannya itu, pasangan cawapres Gibran Rakabuming Raka ini menyatakan, bahwa Indonesia bisa menjadi negara mandiri pangan, bahkan mampu mengekspor pangannya dalam 3 sampai 4 tahun ke depan.
Menurut Prabowo, Indonesia harus belajar dari negara seperti Cina dan India. Dari Cina, misalnya, Indonesia bisa mempelajari bagaimana negara tirai bambu itu mampu menyelesaikan permasalahan kemiskinan.
Sementara dari India, menurut dia, Indonesia perlu belajar karena negara tersebut menjadi salah satu negara eksportir pangan terbesar, utamanya beras. “Kita harus belajar dari praktik terbaik yang dilakukan India dan Tiongkok dalam mengentaskan kemiskinan di banyak negara di dunia."
Sumber: tempo