Chico mengatakan melejitnya suara PSI adalah sebuah anomali. Meski kenaikannya hanya 0,6 persen, menurut dia, kenaikan tersebut cukup besar. "Ibarat kalau PDI Perjuangannya naik 3 persen atau 4 persen," kata Chico kepada Tempo, Selasa, 5 Maret 2024.
Selain itu, Chico menyoroti banyak lembaga yang telah mengecek ada ketidaksesuaian antara perolehan suara di Sirekap dengan formulir C1. Dia menyebutkan ketidaksesuaian ini terjadi di Jawa Barat dan wilayah-wilayah lainnya.
"Setelah banyak yang memprotes, kemudian tiba-tiba suara PSI berhenti naik dan stagnan," kata Chico. "Kemudian suara PPP—yang kita lihat selama suara PSI naik itu jadi menurun—tiba-tiba naik lagi menjadi 4 sekian persen."
Sebagai informasi, PPP mengklaim mengalami penurunan suara. Pada 28 Februari lalu, suara Partai Kabah itu tercatat 3.058.000. Lalu, turun menjadi 3.020.000 sehari setelahnya. Namun pada 2 Maret kemarin, suara PPP kembali naik menjadi 3.040.000 suara.
Chico melanjutkan, hal tersebut patut dipertanyakan. Apalagi, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep adalah putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Yang notabennya satu anaknya lagi (Gibran Rakabuming Raka) juga diloloskan secara cukup kontroversial lewat putusan MK," ucap Chico.
Menurut catatan Tempo, anomali suara PSI terlihat pada Jumat pekan lalu. Dalam waktu sehari, PSI memperoleh 101.426 suara setelah data Sirekap menunjukkan ledakan.
Data Sirekap pada Sabtu, 2 Maret 2024 pukul 14.00, memperlihatkan suara PSI bertambah 0,12 persen dalam sehari. Pada 1 Maret 2024 pukul 12.00, suara PSI bertambah menjadi 2.402.026 suara atau 3,13 persen.
Adapun Ketua Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu RI, Rahmat Bagja, mengklaim pihaknya telah melakukan verifikasi mengenai dugaan penggelembungan suara PSI. Menurut Bagja, dari hasil verifikasi itu, penggelembungan suara PSI tidak terbukti.
“Ada beberapa yang kita verifikasi tidak terbukti. Kemudian kita verifikasi ke lapangan misalnya ada di Cilegon, terselesaikan, ada di sosial media kan? Ada juga di Jawa Tengah yang sudah selesai secara berjenjang, sudah diselesaikan,” kata Bagja dalam keterangannya di Kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Senin, 4 Maret 2024.
Bagja memberi contoh, Panitia Pengawas Pemilu atau Panwaslu telah menelusuri perolehan suara PSI di Jawa Tengah. Menurut Bagja, hasil penelusuran tersebut menunjukkan bahwa suara untuk PSI tetap konsisten di catatan perhitungan suara tingkat TPS dengan tingkat kecamatan dan kabupaten.
"Untuk di Sukoharjo, Kecamatan Gatak, terus Kelurahan Geneng, TPS berapa nih? Jadi hasil laporan teman-teman demikian. Itu untuk Gatak. Untuk Cilegon juga demikian. Jadi (penggelembungan suara) tidak benar,” ujar dia.
Bagja menyebut kesalahannya justru pada Sirekap yang ternyata tidak presisi dalam membaca angka. "Kami telah melakukan penelusuran, dan ternyata di Sirekap terdapat ketidakpresisian dalam pembacaan angka."
Sumber: tempo