GELORA.CO – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, muncul lembaga pendidikan umum dengan kekhasan Hindu. Namanya adalah lembaga pendidikan Widyalaya. Keberadaannya identik dengan madrasah, sebagai lembaga pendidikan umum dengan kekhasan Islam.
Hadirnya lembaga pendidikan umum dengan kekhasan agama Hindu itu tertuang dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) 2/2024 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Widyalaya. Terbitnya PMA yang bersejarah itu, disampaikan langsung oleh Dirjen Bimas Hindu Kemenag I Nengah Duija di Jakarta pada Kamis (29/2) malam.
I Nengah Duija menjelaskan keberadaan sekolah umum dengan kekhasan agama Hindu itu sudah lama ditunggu oleh umat Hindu di Indonesia. "Dengan ini, umat Hindu kini resmi memiliki satuan pendidikan umum, yang identic dengan madrasah," kata Duija.
Dia menjelaskan selama ini, pendidikan umat Hindu hanya familiar dengan sebutan Pasraman. Sebagai lembaga pendidikan agama dan keagamaan Hindu yang lebih fokus mengajarkan mata pelajaran dari agama Hindu saja. Keberadaan Pasraman ini seperti halnya pesantren dalam Islam.
Setelah adanya pendidikan Widyalaya itu, umat Hindu bisa lebih memperlebar jangkauan pendidikan formal bernuansa Hindu yang mana tidak hanya berfokus pada pelajaran agama Hindu saja. Tetapi juga akan mempelajari pelajaran umum, sehingga lulusanya lebih terbuka.
Duija mengatakan saat ini umat Hindu memiliki dua payung hukum terkait penyelenggaraan pendidikan. Yaitu lembaga pendidikan keagamaan (Pasraman) dan pendidikan umum dengan kekhasan agama (Widyalaya). "Lengkap sudah saat ini regulasinya. Ada PMA mengenai pasraman yang identik dengan pesantren dan PMA Nomor 2 Tahun 2024 ini tentang Widyalaya yang identik dengan madrasah," kata I Nengah Duija.
Duija mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan kerja keras semua pihak. "Tepat saja memang ketika saya menjadi Dirjen, PMA ini keluar. Hal ini adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa/Ida Shang Hyang Widhi Wasa," ujar Duija.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pendidikan Widyalaya nantinya akan berjenjang. Dari tingkat pendidikan anak usia dini (Pratama Widyalaya), pendidikan dasar (Adi Widyalaya), pendidikan menengah pertama (Madyama Widyalaya), serta pendidikan menengah (Utama Widyalaya) dan pendidikan menengah kejuruan (Widyalaya Kejuruan).
Untuk pelajaran yang diajarkan, sebanyak 60 persen nantinya mempelajari mata pelajaran umum. Kemudian 40 persen mata pelajaran agama. Sehingga menerima siswa dari berbagai latar belakang agama atau kepercayaan.
Duija menjelaskan, Pendidikan Widyalaya diselenggarakan sebagai upaya untuk mempersiapkan peserta didik yang berakhlak mulia. Kemudian menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensinya agar dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan jenjang lebih lanjut
Sumber: jawapos