GELORA.CO -Pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Nasdem Tower, pada Jumat lalu (22/3) lalu merupakan sinyal kuat partai yang mengusung gerakan perubahan itu merapat ke pemerintahan baru, Prabowo-Gibran.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, Nasdem sangat mungkin meninggalkan Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan setelah sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) usai.
“Kondisi ini tentu memungkinkan Nasdem untuk kembali fokus pada lobi politik di pemerintahan baru,” kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Senin (25/3).
Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berpandangan bahwa alasan mendasar Nasdem berbeda haluan dengan Anies Baswedan karena bukan kader.
“Mengingat Anies bukan kader Nasdem,” pungkasnya.
Calon Presiden Prabowo Subianto memberi sinyal mengajak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk masuk ke dalam kabinet pemerintahan nanti.
"Saya selalu menawarkan, saya selalu mengajak (untuk gabung)," kata Prabowo sembari tersenyum usai menemui Surya Paloh di Nasdem Tower, Jalan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/3).
Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa kompetisi dalam pemilihan umum adalah sesuatu yang baik. Namun setelah pertandingan berakhir, maka sebaiknya semua pihak kembali bergandengan tangan demi persatuan bangsa.
"Sesudah pertandingan, sesudah persaingan, saatnya kita kerjasama, saatnya kita bahu membahu untuk membangun bangsa kita," ujarnya.
Sumber: RMOL