"Itu forumnya tokoh masyarakat, ada beberapa profesor, kemudian ada tokoh-tokoh gerakan anti korupsi," kata Mahfud di kediaman Butet Kartaredjasa di Kasihan, Kabupaten Bantul, Senin (11/3).
Mahfud tak menjelaskan di mana pertemuan itu berlangsung dan siapa saja yang hadir.
Salah satu yang menarik kata Mahfud adalah apa yang diungkapkan Prof Sulistyawati mewakili 16 tokoh tersebut. Para tokoh itu mengaku resah dengan kondisi Pemilu saat ini.
"Jadi Prof Sulistyawati berbicara sambil menangis, ini menangis beneran, sedih karena Indonesia ini porak-poranda. Indonesia yang kita bangun dengan baik-baik dan reformasi berjalan 24 tahun dengan baik ternyata berkeping-keping dalam waktu sekejap. Ini Bu Sulistyawati yang ngatakan," ujarnya.
"Mereka semua meminta ibu sekarang harapan kami untuk memimpin gerakan memperbaiki dan mereparasi demokrasi, sekarang kami berharap Bu Megawati memimpin. Karena apa, kalau ini dibiarkan kata Bu Sulistyawati ya kalau ini dibiarkan ke depannya tidak ada demokrasi," sambungnya.
Dalam pertemuan itu, lanjut Mahfud, Sulistyawati mengatakan ke depan orang mau jadi mau penang pemilu harus dekat dengan penguasa atau memiliki uang. Rakyat tidak akan bisa menentukan karena semua bisa dibeli penguasa melalui macam-macam.
"Melalui ada politik gentong babi, politik pegang kerah leher, itu terjadi begitu rusak Indonesia ke depan sehingga mari kita harus perbaiki ini jangan sampai ini berlanjut," beber Mahfud menirukan pernyataan Sulistyawati.
Sumber: kumparan