Pasalnya, dalam poster yang beredar di media sosial, menjadikan gerakan sholat yang merupakan ritual suci bagi umat Islam, malah dijadikan bumbu untuk menghadirkan kengerian di dalam film.
Gerakan rukuk di dalam sholat yang seharusnya dalam posisi kepala menghadap ke bawah justru di balik dalam poster film garapan rumah produksi Leo Pictures jadi menghadap ke atas dan ditambahkan dengan wajah yang menyeramkan.
"Dengan segala hormat kepada para produser film Indonesia, tolong hentikan membuat film horor seperti film Kiblat ini. Sama sekali tidak mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut sholat," ujar Hilmi Firdausi memberikan kritikan keras di akun media sosial X.
Dia merasa harus bersuara mengingat bukan satu film saja yang menjadikan ibadah keagamaan yang suci sebagai bumbu untuk menghadirkan kengerian di dalam film. Menurut Pengasuh PPA Assa'adah itu, sudah ada film sebelumnya juga melakukan hal serupa.
"Dulu kejadian yang sama terjadi pada sekuel film Makmum, Khanzab, dan lain-lain. Yuk, bisa buat film dengan unsur religi yang lebih berkualitas," katanya.
Jika tidak tertarik untuk menggarap film religi yang berkualitas, sebaiknya filmmaker membuat film yang dapat memberikan tontonan menghibur. Hilmi Firdausi memberikan apresiasi pada film Agak Laen yang berhasil menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
"Yang agak laen biar hasilnya juga agak laen kayak film Agak Laen," tuturnya.
Sumber: jawapos