Ramalan Jayabaya menyatakan bahwa munculnya Satrio Wirang akan terjadi saat Gunung Slamet menunjukkan tanda-tanda erupsi. Satrio Wirang bukanlah nama individu, melainkan sebutan untuk sosok yang memiliki karakteristik khusus.
Dikatakan bahwa Satrio Wirang akan muncul setelah kalah dalam pertempuran melawan Satrio Piningit. Dia akan kehilangan banyak pasukan dan pada akhirnya mengalami kekalahan. Satrio Wirang merupakan figur pemimpin yang berjuang dalam pertempuran namun akhirnya kalah.
Selain mengalami kekalahan, Satrio Wirang tidak menerima kekalahan tersebut dan berusaha untuk merencanakan balas dendam. Menurut "Babad Tanah Jawi", Satrio Wirang bahkan menghasut pengikutnya untuk mengganggu pemimpin yang menang dalam pertempuran.
Terdapat beragam versi tentang Satrio Wirang. Beberapa menganggapnya sebagai korban, sementara yang lain menggambarkannya sebagai sosok jahat yang kalah dalam pertempuran.
Versi pertama menyatakan bahwa Satrio Wirang tidak sepopuler Satrio Piningit dan sering difitnah, tetapi dia tetap bekerja keras dan mengabaikan fitnah tersebut. Wataknya keras dan mudah tersinggung namun cepat melupakan dan memaafkan kesalahan orang lain.
Dalam versi lain, Satrio Wirang setelah kalah justru merepotkan yang menang, sehingga para prajuritnya meninggalkannya satu per satu. Walaupun terdapat dua versi yang berbeda, keduanya menekankan pada sifat keras dan mudah tersinggung dari Satrio Wirang, namun juga cepat memaafkan.
Menurut Rangkuman Hastamitra dalam Kitab Jayabaya, Satrio Wirang muncul dalam cerita pewayangan Parikesit, bersama dengan empat pemimpin lain yang mendampingi Brawijaya dalam membangun negeri.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Satrio Wirang adalah Satrio Piningit, seorang satria yang dipermalukan namun akan muncul kembali saat waktunya tiba, sebagai sosok yang diinginkan rakyat dan direstui oleh leluhur nusantara.
Meskipun demikian, legenda letusan Gunung Slamet tetap menyimpan banyak misteri yang sulit dijelaskan namun menarik untuk diceritakan.
Sumber: viva