"Asyhaduan Laa... Ilaaha illa Allah... wa Asyhadu... anna Muhammad... Rasulullah....," ujar Alih Sindu Pribadi, saat menirukan kalimat Syahadat dari Syech Ziyaad Patel sepotong demi sepotong.
Alih Sindu mengaku luar biasa dengan ikrar muallaf yang mendapatkan bimbingan dari ulama asal Afrika, apalagi hal itu pertama kalinya pembimbing ikrar muallaf dari ulama asing.
"Dengan pengalaman yang luar biasa ini, saya bertambah yakin akan kebenaran Islam," kata pemuda kelahiran Surabaya pada 1 Februari 1982 yang semula memeluk agama Kristen itu.
Setelah ikrar itu, Syech Ziyaad Patel yang sempat menjadi imam Sholat Jumat di Masjid Al-Akbar itu menilai semua atmosfir yang ada di Masjid Al-Akbar memang bagus sekali.
"Saya senang dengan suasana di masjid yang benar-benar besar sesuai namanya, akbar. Allah benar-benar memberi kebesaran di sini," katanya.
Qori asal Afrika yang baru tiga hari datang di Indonesia itu menjelaskan kunjungan ke Indonesia antara lain Jakarta, Surabaya, Malang, Bromo, dan Semarang.
"Agenda kunjungan saya ke Indonesia menjadi imam sholat dan ceramah, tapi di Masjid Al-Akbar dapat membimbing ikrar muallaf," katanya.
Acara ikrar mualaf itu disaksikan dua orang saksi yakni Abd Rohim dan M Sriyono. Dari MAS, tampak hadir Ketua BPP MAS DR KHM Sudjak MAg dan Sekretaris/Humas MAS Helmy M Noor.
"Selama 11 Ramadhan di MAS sudah hampir 10 muallaf yang ikrar masuk Islam, baik dari Indonesia maupun WNA dari Amerika, Australia, Kanada, dan Korea, tapi pembimbing ikrar baru pertama kali yang WNA dari Afrika, karena selama ini dari MAS saja," kata Helmy M Noor.
Sumber: rri