GELORA.CO - Grab Indonesia mengakui lambat dalam menangani insiden pemerasan dan kekerasan yang dilakukan mitra pengemudi GrabCar terhadap salah seorang penumpangnya.
Atas kelalaian tersebut, Grab Indonesia secara terbuka memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada penumpang yang menjadi korban dan seluruh konsumennya.
"Penanganan kasus ini oleh tim layanan konsumen kami (Grab Support) tidak berjalan cepat dan selayak yang seharusnya, dan untuk itu Grab Indonesia memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada penumpang terkait dan semua konsumen kami," tulis Grab Indonesia lewat media sosial Instagram, @grabid, Kamis (28/3).
Seperti diketahui, seorang penumpang perempuan hampir menjadi korban penculikan dan pemerasan oleh mitra driver Grab pada Senin (25/3) malam. Ia diancam untuk segera mentransfer uang sebesar Rp 100 juta dan mengalami tindak kekerasan yang berakibat luka-luka pada tubuhnya.
Grab Indonesia menyebutkan, mereka menerima laporan terkait insiden tersebut pada 25 Maret 2024 pukul 22.05 WIB. Grab mengaku, investigasi internal langsung dimulai sejak laporan masuk di tanggal 25 Maret 2024 pukul 22.05 WIB.
Hal itu dilakukan termasuk untuk pengawasan dan pelacakan pihak terlapor oleh satuan tugas Grab sesuai prosedur perusahaan yang dilakukan
Namun, dalam pernyataan tertulis di akun X (sebelumnya Twitter) @GrabID, Grab menyatakan baru mengubungi pihak penumpang yang menjadi korban pada pukul 23.13 WIB. Grab saat itu terhubung dengan perwakilan keluarga yang membuat laporan dan diminta menghubungi kembali 30 menit kemudian.
Dalam pengumuman terbarunya di Instagram, Grab Indonesia mengaku telah mengambil langkah perubahan di sistem layanan konsumen Grab Support. Grab menyatakan telah membebastugaskan personil agen Grab Support yang tidak menanggapi insiden ini sesuai dengan standar operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan.
Dalam tiga hari ke depan, Grab juga melakukan evaluasi atas SOP layanan konsumen dalam penanganan insiden keselamatan. Selain itu, Grab akan mengimplementasikan perbaikan desain SOP layanan konsumen dalam kurun waktu tujuh hari setelah evaluasi selesai.
Meski telah mengaku lambat dan meminta maaf, sejumlah netizen tetap melampiaskan kegeraman atas pengangan Grab Indonesia dalam insiden tersebut. "Uda rame baru gerak gak sih? Soalnya info awal korban pihak grab ga bs kasi info pelaku (kemungkinan) karna SOP," ujar Mel di akun instagram @melitachris.
"Grab lagi grab lagi! jadi makin iseng kalau mau naek grabcar. besok2 seleksi lagi dalam pemilihan driver jangan asal di terima aja . karena skrg banyak kriminal lewat driver2 kaya gitu! ini pelakunya harus dicari karena bahaya kalau masih berkeliaran!!!!" imbuh Fitria Fortuna Putri melalui akun Instagram @piulllll.
Sebagai informasi, insiden ini viral setelah kronologi kejadiannya ditulis di media sosial X oleh @antum_bit. Kejadian bermula ketika korban memesan Grab Car dari Lobby Neo Soho Podomoro City, Jakarta Barat pada Senin (25/3) malam. Ketika korban sudah masuk ke dalam mobil, driver diketahui korban tidak memencet pick up di aplikasi namun tetap menjalankan orderan tersebut.
Kecurigaan korban bertambah ketika akan masuk tol, tiba-tiba driver memaksa dan mengancam untuk mentransfer uang sebesar Rp 100 juta. “Karena si driver jalannya lambat pas dia maksa transfer itu, temen gw langsung keluar dari mobil.
Temen gw sempat lari tapi berhasil ketangkep sama driver dan diseret dan dibekap,” tulis akun @antum_bit dalam uraian kronologinya.
Bahkan, korban sempat diancam untuk dibuang ke sungai jika tetap berteriak. Namun ketika driver hendak masuk mobil lagi, korban berhasil keluar dari pintu lain dan meminta bantuan ke salah satu pengemudi yang sedang bongkar muat barang.
“Brengseknya, si driver sempat mengatakan ke saksi tersebut bahwa mereka suami istri, tapi korban berteriak "bohong" dan terus diteriakin oleh warga sekitar yang membuat driver GRAB CAR nya langsung kabur,” ujarnya. Kejadian ini pun telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Sumber: jawapos