Pendiri sekaligus CEO AirAsia itu mengaku tidak menyesali tindakannya, meskipun berpotensi mengundang kontroversi. Tony memang dikenal sebagai pengusaha yang cukup terbuka atau blak-blakan di media sosial.
“Saya transparan, dan media sosial memungkinkan saya untuk bersikap sangat transparan. Ada kerugiannya, masyarakat akan salah mengartikan dan salah memahami sosok Tony Fernandes,” ujarnya seperti dikutip CNBC International, Senin (11/3).
Dia juga mengklaim, hal tersebut dilakukan atas persetujuan jajaran yang mengikuti rapat dengannya, padahal dia sempat memikirkan pilihan untuk menunda rapat sementara selama dia melakukan pijat.
"Pijat dengan bertelanjang dada yang saya lakukan adalah tentang menunjukkan budaya kami, sejujurnya, kami memiliki budaya yang fleksibel. Tentu saja, saya mendapat izin dari semua orang di ruangan itu untuk mengatakan, apakah kamu baik-baik saja?” imbuh Fernandes.
“Jadi saya sebenarnya memposting untuk mengatakan, betapa menakjubkannya budaya yang kita miliki," tambah Fernandes.
Namun, menurutnya pesan tersebut dipelintir dan memicu reaksi balik dan menyebut staf mungkin merasa tidak nyaman dan tidak mampu menantang atasan mereka.
“Anda tidak bisa memiliki maskapai penerbangan yang lebih beragam seperti kami, manajemen puncak kami sebagian besar adalah perempuan kami memiliki budaya yang datar, menyenangkan, transparan, dan langsung,” pungkas Fernandes
Aksi tak lazim Tony Fernandes itu diketahui dari unggahan di akun Linkedin pribadinya. Hal itu menuai kritik dari netizen yang menilai hal tersebut tidak pantas dilakukan.
"Kok bisa bertelanjang dada saat sedang rapat manajemen, berkelit di balik alasan yang dia sebut budaya?" tulis salah satu akun di Linkedin. "Heran juga, kenapa foto kayak gini dia anggap layak untuk di-share," lanjut akun tersebut.
"Ini sih bukan soal dipijat sebagai sebuah budaya, lebih karena yang melakukannya adalah seorang CEO. Jadi bebas," tulis pemilik akun lain.
Sumber: kumparan