Meski para konglomerat ini berdarah Tionghoa, namun beberapa diantaranya memutuskan menjadi mualaf dan memeluk agama islam.
Lalu, siapa saja mereka yang memutuskan menjadi mualaf dan memeluk agama islam hingga membangun puluhan masjid ini?
HM Jos Soetomo
Pengusaha sukses asal Kalimantan yang berdarah Tionghoa, HM Jos Soetomo, juga memutuskan menjadi seorang mualaf.
Kekayaanya yang melimpah, HM Jos Soetomo, pernah dinobatkan majalah Globe Asia sebagai 150 orang terkaya di Idonesia pada tahun 2017.
Soetomo menempati urutan 93 dengan kisaran US$430 harta atau setara dengan Rp5,5 triliun.
Jusuf Hamka
Jusuf Hamka adalah seorang pengusaha Indonesia yang dikenal dalam berbagai bidang bisnis, terutama di sektor properti dan investasi.
Seperti yang diketahui, pemilik nama lengkap Alun Joseph ini, merupakan seorang bos perusahaan jalan tol PT Citra Marga Nasaphala Persada.
Pria berdarah Tionghoa yang lahir di Jakarta, 5 Desember 1957 ini memutuskan menjadi mualaf sejak tahun 1984.
Bahkan, Jusuf Hamka dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan, karena kerap membantu orang-orang yang berada disekitarnya.
Pria yang kerap disapa Baba Alun ini memiliki cita-cita yang sangat mulia, yakni membangun masjid.
Sebuah masjid yang menjadi kebanggaan warga kolong tol Ir. Wiyoto Wiono pun kini telah berdiri.
Djohari Zein
Djohari Zein atau yang dikenal bos JNE, merupakan seorang pengusaha yang juga telah memeluk agama Islam.
Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tahun 1954. Salah satu perusahaan yang ia pimpin adalah JNE.
Djohari memilih untuk memeluk agama islam dan menjadi mualaf sejak tahun 1982, meski keluarganya berasal dari kelompok pedagang Tionghoa yang beragama Buddha.
Usai memeluk agama Islam, Djohari Zen menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam kehidupannya.
Djohari pun memiliki mimpi besar untuk membangun 99 masjid. Mimpi ini menjadi salah satu dari banyak cita-citanya.
Irwan Mussry
Irwan Mussry merupakan orang terkaya di Indonesia berikutnya yang kemudian memutuskan untuk menjadi mualaf.
Suami dari artis Maia Estianty ini berasal dari keluarga Yahudi.
Tahun 1987, usai menyelesaikan pendidikannya di Los Angeles, Amerika Serikat, ia pun memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan merintis bisnis sendiri berupa jam tangan.
Saat ini, ia sudah menjadi Presiden Direktur dan CEO Timerindo Perkasa International retail dalam 40 merek jam tangan kualitas dunia, seperti Rolex, Chanel, Gucci, dan yang lainnya.
Lee Kung Hyun
Vice President Samsung Electronic Indonesia, Lee Kang Hyun, juga menjadi salah satu pengusaha yang memutuskan menjadi mualaf.
Keingin tahuanya pada agama islam yang mendurung Lee Kang Hyun memutuskan untuk menjadi mualaf. Akhirnya, pada tahun 1994 Lee Kang Hyun pun resmi menjadi seorang mualaf atau tepat setahun Lee bertugas di Indonesia.
Saat ini, Lee Kang Hyun menjabat sebagai Vice President sekaligus Chief Operating Officer (COO).
Sumber: tvone