“Paslon 1 tetap 93 suara, paslon 2 naik menjadi 97 suara, sedangkan paslon 3 turun jadi 92 suara,” kata Firman di Cemara 19, Jakarta Pusat, Jumat (16/2).
Firman menambahkan kejanggalan Sirekap semakin terbukti usai pemungutan suara. Sebab sudah ada angka yang masuk padahal C1 belum diinput.
“Terbukti pada hari pemungutan suara Sirekap ini melakukan 3 hal yang pertama adalah ada yang bahkan belum diinput dari hasil TPS yang C hasil itu bahkan sudah nampak di Sirekap,” ujarnya.
“Artinya mesinnya sudah berjalan sedemikian rupa sudah terencana angka berapa untuk siapa dengan cara apa,” tambah Firman.
Selain itu, Firman menyebut jumlah daftar pemilih tetap (DPT) juga mendadak bertambah hingga ratusan ribu. Ia berharap KPU dan Bawaslu mengambil tindakan atas permasalahan itu.
“Kedua, yaitu melebihi anggota DPT rata-rata itu kan DPT 300 (orang) ini ada yang 800, 700 kami catatan di sini sampai ratusan contoh-contohnya dan kita rumuskan bahkan ada yang sampai ratusan ribu sedemikian rupa yang tidak masuk akal sama sekali,” bebernya.
“Ada juga (DPT) yang di bawah 300 tapi kecendrungannya secara serius itu menambah menguntungkan 02 pesan kami kepada KPU Bawaslu bukan suara nominalnya tetapi hak kedaulatan rakyat ini kita harus selamatkan kita harus jaga,” tutupnya. []