Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, khususnya di akun TikTok @halim_tambari, seorang perempuan tua berbagi pendapatnya soal pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden. Berbeda dengan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, perempuan ini lebih mengusung pasangan Prabowo-Gibran, pasangan calon nomor urut dua. Ia membahas peristiwa Trisakti tahun 1998 dari sudut pandangnya dan menekankan peran Prabowo Subianto dalam peristiwa tersebut.
Wanita itu juga mengenang perbincangan kerusuhan Tanjung Priok yang melibatkan Mayjen TNI Pur. Pranowo yang ikut serta karena menjalankan perintah atasan.
"Waktu dia dibuka perkara dia minta doa, dia lolos. Memang mereka semua dari atasan, anak buah dikerahkan semua. Dia takut karena instruksi atasannya. Bebas," ujar oma tersebut dalam video yang diunggah pada Senin (05/02/2024).
Dalam kesempatan itu, sang oma berkata, "Tetapi Prabowo, kenapa dibawa-bawa sampai sekarang?" Ada upaya yang tidak adil dan perlakuan berbeda terhadap Ganjar dan Prabowo. Ia menilai, Prabowo kerap menjadi sasaran tuduhan tak berdasar dan difitnah.
Dengan menutup pernyataannya, oma berbagi pemikirannya tentang pentingnya pengampunan dalam keyakinan Kristennya.
"Sebagai orang Kristen, kita musti mengampuni, orang bisa berubah kan. Ya kita juga jangan sampai menyimpan dosa orang sampai malam, begitu firman Tuhan," ungkap oma tersebut dalam pandangannya melihat sosok calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto yang seringkali diterpa oleh tuduhan-tuduhan tersebut.
Ahok langsung menanggapi komentar dan pertanyaan sang oma. Ia langsung memberi contoh, dengan mengatakan bahwa adik perempuannya memutuskan untuk mendukung Prabowo dibandingkan Ganjar pada tahun 2009 karena Megawati juga memilih Prabowo sebagai calon wakil presidennya.
Ahok melanjutkan, meski Megawati selalu memaafkannya, ada alasan lain mengapa Ahok tidak memilih Prabowo di Pilpres.
“Kita tidak mau pilih orang yang sudah tidak sehat, kita tidak mau pilih orang yang emosional, kita tidak mau pilih orang yang tidak terbukti bisa kerja,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sembari menunjukkan kekhawatirannya apabila nantinya Gibran yang naik menjadi presiden.
Sang oma menyela pembicaraan dengan mengatakan akan ada manfaatnya jika Gibran Rakabuming Raka maju menggantikan Prabowo. Meski sempat membantah jawaban sang ibu, namun Ahok tak mau melanjutkan hal tersebut karena perempuan tersebut sudah berusia 82 tahun.
Ahok melanjutkan ucapannya dengan mengkritik kinerja Wali Kota Surakarta. Ia juga menyebut Joko Widodo, mantan tandemnya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.
“Di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama walikota, terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Makanya saya bisa berdebat itu, saya lebih tahu. Saya nggak enak ngomong depan umum,” ujar Ahok.
Di akhir video, Ahok memberi tahu sang oma jika ia memilih pasangan 02, maka terpilihnya Prabowo-Gibran tidak akan sesuai harapannya. Ahok meramalkan, oma akan menyesalinya.
“Ibu bawa mati penyesalan. Silakan ibu bawa mati penyesalan. Dan saya tidak mau bawa mati penyesalan,” ungkap Ahok dengan nada kerasnya terhadap wanita lansia tersebut.
Direktur Pupenpol Menyayangkan Sikap Angkuh Ahok
Adrian Zakhary, direktur strategis Pusat Informasi Politik (Puspenpol) merasa bahwa martabat Jokowi saat ini sedang ditantang oleh orang-orang yang ia bantu selama pemerintahannya.
Selain itu, pihak-pihak yang terkait dan mendukung pasangan capres-cawapres peringkat kedua Prabowo-Gibran juga menjadi sasaran penyerangan.
“Presiden Jokowi saat ini banyak dikhianati orang-orang yang dulu beliau bantu dan dukung. Demi memenangkan kontestasi, semua cara dilakukan termasuk menyerang secara membabibuta sosok dan marwah pak Jokowi, serta semua orang dan kelompok yang terafiliasi atau mendukung pasangan 02,” kata Adrian Zakhary pada Selasa, (06/02/2024) di Jakarta.
Ia juga menuturkan, video viral yang menampilkan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama dan seorang lansia berusia 82 tahun mendapat tanggapan kurang baik dari warganet, berdasarkan data pantauan TikTok Puspenpol.
Ahok melontarkan bicara dengan nada tinggi dan angkuh di depan para lansia, yang kemudian dikeluhkan netizen. Selain itu, Ahok dipandang tidak seimbang dan memiliki kekuatan untuk mengurangi elektabilitas pasangan ini di kalangan swing voter dan anggota kelompok minoritas. Dia kini menjadi salah satu amunisi Ganjar-Mahfud.
“Dari hasil pantauan Puspenpol di TikTok, Video Viral FYP Pak Ahok dengan seorang lansia berusia 82 tahun mendapat respon negatif dari Netizen TikTok. Netizen menyayangkan sikap Pak Ahok yang berbicara dengan nada tinggi dan arogan dengan ibu itu. Hal ini juga berpotensi menggerus suara Ganjar Mahfud khususnya dari segmen kelompok minoritas,” tuturnya.
Adrian melanjutkan, demonisasi yang dilakukan Ahok terhadap Jokowi dan Prabowo patut disesalkan oleh netizen, mengingat Ahok sebelumnya pernah berkampanye bersama Jokowi untuk posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan mendapat dukungan dari Prabowo Subianto.
“Banyak Netizen juga menyayangkan sikap Ahok yang menjelekkan Presiden Jokowi dan Pak Prabowo, padahal Ahok dulu maju di DKI Jakarta bersama pak Jokowi didukung oleh Pak Prabowo juga kan, dan bisa jadi Gubernur juga menggantikan Pak Jokowi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Direktur Strategis Puspenpol menyampaikan penyesalan atas perilaku Ahok. Setelah keluar dari penjara, ia menjabat sebagai Komisaris Pertamina, namun kini ia mengkritik Jokowi dan pemerintah.
“Beliau bebas penjara waktu itu juga masih diberi kesempatan untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina berkat kepercayaan Pak Jokowi mengingat kinerja Ahok sebelumnya. Namun kini disayangkan, karena Pilpres Pak Ahok menjadi penyerang pemerintah dan sahabatnya sendiri, orang yang banyak mendukung dan membantunya, orang itu adalah Pak Jokowi,” tandasnya.
Mengundurkan Diri dari Jabatan Komisaris Pertamina untuk Mendukung Ganjar-Mahfud
Ahok mengumumkan pengunduran dirinya dari PT Pertamina (Persero) efektif 2 Februari 2024. Sebelumnya, tanggung jawab tersebut diberikan kepada Ahok oleh Jokowi setelah keluar dari penjara terkait kasus penodaan agama.
Pada 25 November 2019, Presiden Joko Widodo mengangkat Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Hal itu terjadi beberapa bulan setelah Ahok bebas dari penjara pada 24 Januari 2019 karena tuduhan penodaan agama.
Kini melalui akun Instagram pribadinya, Ahok menyatakan mengundurkan diri dari Pertamina. Diakuinya, sudah lama berniat mundur dari jabatan komisaris Pertamina. Pada akhirnya, penundaan RUPS memberinya peluang.
Meski Ahok saat ini menjadi salah satu oknum yang justru menyerang Presiden Joko Widodo demi memenangkan pasangan 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, tetapi Ahok dipercaya menduduki posisi Komisaris Utama saat itu karena kinerjanya yang baik dan bertanggung jawab.
Sumber: wartaekonomi