Terjadi Kembali, Risma Ngamuk-ngamuk ke Pendamping PKH di NTT: Dosa Kalian Semua!

Terjadi Kembali, Risma Ngamuk-ngamuk ke Pendamping PKH di NTT: Dosa Kalian Semua!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Menteri Sosial Tri Rismaharini ngamuk hingga murka terjadi kembali. Kali ini, pendamping PKH (Program Keluarga Harapan—penyalur bantuan Kemensos) di Desa Golo Wune, Pegunungan Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mendapatkan amukan dari menteri tersebut, pada Sabtu (25/2/2024). 

"Jangan ketawa, saya ngomong serius ini. Saya enggak pernah dapat laporan dari kalian masalah-masalah seperti ini. 

Dosa kalian semua! Dosa kalian!" pungkas Risma. Risma marah bukan tanpa alasan dan sebab, ia marah lantaran mengetahui dari media tentang Maria Evin, seharusnya, Risma tahu dari pendamping PKH. 

Menurut Risma, Maria adalah ibu yang mengurus 3 anak seorang diri di gubuk reyot. Suami Maria pergi merantau dan tidak kembali. 

Nah, dalam perbincangan dengan Risma, pendamping PKH itu awalnya mengusulkan Kemensos untuk memberikan motor trail supaya para pendamping PKH dapat menjangkau area sulit. Di situlah Risma amarahnya meledak, karena pendamping PKH di Papua pun bisa melaksanakan tugasnya tanpa motor trail.

 "Saya harus keras soalnya. Saya di Kemensos keras saya ngomong, coba tanya, dulu di Kemensos saya datang jam 7 pagi, setengah 7, gak ada yang datang. 

Sekarang saya datang setengah 7, banyak yang datang," pungkas Risma.  "Saya pulang, dulu, jam 4 sore, 5 sore, sudah enggak ada orang. Sekarang penuh di kantor sampai jam 9 malam. 

Berubah. Karena kita tidak akan pernah selesai kalau mereka belum sejahtera. Hayo. Mana loh pertanggungjawaban kalian," sambungnya. 

"Saya keras karena itu dititipkan Tuhan kepada kita, bukan hanya agama, kita dibayar untuk ngurusi mereka. Paham!? Saya keras lho, saya enggak mau foto dengan kalian. Paham ya anak-anakku semuanya!?" ujarnya kembali. 

Tidak hanya itu saja, ia juga singgung soal kerja dengan hati untuk membantu orang miskin, dan banyak orang di sekitar masih hidup dengan tidak layak.

 "Saya ngomong sama staf saya, 'Bu, ke Labuan Bajo, ibu rekreasi,' gila itu saya melihat orang miskin saja enggak tega, ngapain saya rekreasi? Saya enggak mau itu gunakan itu," kata Risma. "Masih banyak saudara kita yang membutuhkan perhatian kita. 

Kalau mereka hidupnya lebih bagus, kita berhak untuk hidup lebih bagus, tapi kalau kalau mereka belum, kita tidak berhak, termasuk saya. Paham anak-anakku semuanya? Ayolah, ayo kerja yang ikhlas," pungkasnya. 

"Saya ingat, ada anak pendamping PKH dari Yahukimo itu, itu dia untuk saya ngomong mau vidcall dengan kalian, yang terjadi dia harus jalan kaki 3 hari 2 malam jalan kaki hanya untuk dapat sinyal, dia bisa vidcall dengan saya," tambahnya. 

Selain itu, Risma juga mengingatkan soal banyak orang yang lebih sengsara. "Yang kerja gini seperti saya itu urusannya dengan Tuhan, bukan masalah duniawi. 

Saya habis kerja keras begini saya masih pakai alat untuk penyangga ini, sakit sekali, tapi saya pastikan enggak ada mundur. 

Saya mau ke sini hari ini, saya pergi ke sini meskipun risikonya saya kumat lagi tapi itu saya ambil," ujar Risma. "Saya nangis waktu koma di Papua, saking sakitnya, tapi risiko saya ambil, pergi ke sini lagi. Jadi anak-anakku ayolah, apa yang mau kita cari di hidup ini. Kita besok mati, enggak ada yang bisa menunda mati," imbuhnya


Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita