Pesan Terakhir Santri Bayuwangi Sebelum Tewas, Isinya Menitihkan Air Mata

Pesan Terakhir Santri Bayuwangi Sebelum Tewas, Isinya Menitihkan Air Mata

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Terungkap, isi pesan terakhir seorang santri Bayuwangi, Bintang Balqis Maulana sebelum tewas di Ponpes Al-Ishlahiyyah, Kediri, Jawa Timur, karena diduga dianiaya 4 orang.  Pesan terakhir seorang santri itu diungkap oleh sang ibu yakni Suyanti (38). 

Ibunya berkata Bintang sempat mengirimkan pesan terakhir pada ibu kandungnya. Pesan terakhir yang dikirim Bintang berbunyi, "Cepat ma sini, Aku takut. 

Maaa tolong, Sini cepat jemput," dikutip tvOnenews, Selasa (27/2/2024). Menurut Suyanti, pesan tersebut dikirimkan serentak pukul 16.28 WIB, Senin 19 Februari 2024.   

Lima hari kemudian, Sabtu dini hari 24 Februari 2024 Bintang dinyatakan tewas dengan kondisi tak wajar di tubuhnya. "(Bintang) minta dijemput. Ditanya alasannya kenapa, tidak disebutkan. Intinya minta dijemput," kata Suyanti. 

Seperti diketahui remaja berusia 14 tahun ini tengah menuntut ilmu di Pondok Pesantren tersebut. Namun naas, bukannya ilmu yang didapat malah nyawanya harus menghilang karena diduga mengalami penganiayaan. 

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh sebuah narasi unggahan akun X @Pai_C1 baru-baru ini. Dalam cuitannya tersebut, Bintang meninggal dunia akibat dianiaya oleh sejumlah santri lain di pondok pesantren tersebut.  

“Seorang santri diduga tewas karena dianiaya di sebuah pondok pesantren,” demikian narasi unggahan, Minggu, 25 Februari 2024 malam. 

Setelah dinyatakan meninggal dunia, santri bernama Bintang Balqis Maulana ini akhirnya dipulangkan ke kediamannya yang berada di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi dalam kondisi meninggal dunia. 

Namun setelah tiba di rumah, Kakak Bintang, Mia Nur Khasanah menyimpan rasa kecurigaan dengan kematian sang adik. "Awalnya dikabarkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi, kami pun kaget," ujar sang kakak. 

Di rumah duka, darah bercecerah dari keranda mayat, keluarga Bintang pun meminta kain kafan dibuka tapi dilarang oleh pihak pesantren yang mengantarkan jenazah. "Katanya sudah suci jadi enggak perlu dibuka," kata sang kakak lebih lanjut. 

Kini,pihak keluarga pun telah melaporkan kasus kematian santri yang masih penuh misteri ini ke polisi dan kini telah melakukan penyelidikan dan pengamanan  tersangka.  

“Kami telah mengamankan 4 orang dan kami tetapkan sebagai tersangka lalu kami melakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," kata Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, dalam jumpa pers di Polres Kediri Kota


Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita