Padahal Harga KRL Baru dari Jepang Lebih Murah, KCI Pilih Impor dari China

Padahal Harga KRL Baru dari Jepang Lebih Murah, KCI Pilih Impor dari China

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - PT KAI Commuter (KCI) akhirnya memilih untuk mengimpor 3 KRL baru dari China Railway Construction Corporation (CRRC) Sifang. Padahal harga KRL baru dari Jepang jauh lebih murah.

Dalam penandatanganan Kontrak Kerjasama Pengadaan Sarana KRL Baru pada 31 Januari 2024 di Beijing, China disepakati impor 3 KRL baru ini sebesar Rp 783 miliar.

Sementara pada Price Proposal JR East pada 30 Juni 2023 yang pernah dibagikan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Robertho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Selasa (19/9/2023), harga 3 KRL baru dari pabrikan asal Jepang itu sebesar Rp 676,8 miliar (asumsi kurs Rp 104,44 per Yen).

Adapun tiga rangkaian yang dipesan ke pabrikan asal China merupakan tipe KCI-SFC120-V sedangkan tipe KRL baru yang ditawarkan JR East dalam proposal itu belum diketahui sehingga ada kemungkinan spesifikasi produk berbeda.

Direktur Utama KCI Asdo Artriviyanto mengatakan, pembelian 3 KRL impor ini dilakukan untuk penambahan kapasitas angkut dan mengganti sarana KRL yang akan dilakukan peremajaan atau retrofit oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA sebanyak 4 rangkaian selama 2024.

"Pengadaan sarana KRL baru ini merupakan pemenuhan atas jumlah sarana KRL sesuai dengan kebutuhan pelayanan pengguna Commuter Line Jabodetabek tahun 2024-2025 yang sudah mencapai hampir 1 juta pengguna per harinya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/1/2024).

Untuk pemenuhan pengadaan sarana KRL ini, KCI juga telah melakukan kontrak kerja sama pengadaan sarana KRL lainnya, yaitu pengadaan 16 rangkaian sarana KRL baru oleh PT INKA senilai Rp 3,83 triliun, pengadaan 19 rangkaian KRL retrofit oleh PT INKA senilai Rp 2,23 triliun, dan pengadaan 3 rangkaian KRL Baru Impor oleh CRRC Sifang senilai Rp 783 miliar.

Adapun seluruh pembiayaannya dari pinjaman KAI Commuter, Shareholder Loan dari PT KAI dan bantuan dari Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

Sempat penjajakan dengan 5 perusahaan


Sebelum memutuskan untuk memesan 3 KRL baru dari China, Asdo sempat mengungkapkan pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan 5 perusahaan manufaktur kereta api.

Adapun 5 perusahaan manufaktur tersebut berasal dari beberapa negara, salah satunya Jepang. Nantinya KCI hanya akan mengimpor dari salah satu perusahaan tersebut.

"Kita ada 5 manufaktur yang sudah kita lihat spesifikasinya itu kurang lebih bisa masuk prasarana di Indonesia," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Pusat KCI, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Pertimbangan KCI impor KRL


Dia menjelaskan, KCI didampingi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam memilih perusahaan manufaktur yang spesifikasi KRLnya sesuai dengan prasarana di Indonesia.

"Kita ada pendampingan dari DJKA terkait spek supaya tidak salah dan disesuaikan dengan prasarana di sini mulai dari listrik aliran atasnya, treknya, lebar keretanya, dan belum spek-spek secara teknis detail yang harus sesuai dengan kondisi prasarana di sini," jelasnya.

Selain itu, KCI juga akan menyeleksi kelebihan dan kekurangan KRL dari masing-masing perusahaan manufaktur tersebut, terutama dari sisi harga barang.

Sebab, anggaran untuk membeli 3 KRL baru ini berasal dari penyertaan modal negara (PMN) yang disalurkan melalui induk usaha KCI yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero).

"Tapi ini kan kita baru liat proconnya ya mana yang lebih menguntungkan terutama dalam hal anggaran. Karena anggaran ini adalah anggaran yang disupport oleh pemerintah melalui PMN," tuturnya.

Sumebr: kompas
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita