Ma’ruf menyampaikan ini dalam perayaan nasional Hari Raya Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Senin, 12 Februari 2024, yang digelar Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN). Tema acara tersebut ‘Malu bila Tidak Tahu Malu, Menjadikan Orang Tidak Menanggung Malu’.
“Seseorang yang memiliki rasa malu akan takut melakukan tindakan yang tidak sesuai norma, nilai, dan etika. Dengan demikian, ia tidak akan melakukan perbuatan yang menyakiti sesamanya,” kata Ma’ruf dalam sambutan yang dia berikan melalui keterangan video.
Dalam keterangannya itu, Ma’ruf juga mengajak semua pihak turut mensukseskan agenda nasional Pemilu 2024. Ia mengatakan para tokoh agama Konghucu perlu berperan lebih dalam mendukung terciptanya pemilu yang sejuk dan damai.
“Umat Konghucu juga diharapkan mampu menggunakan hak politiknya secara bertanggung jawab,” kata Ma’ruf.
Pemilu termasuk pemilihan legislatif dan presiden akan digelar pada 14 Februari 2024. Beberapa pekan menjelang pemilu, kelompok sipil hingga akademisi menyuarakan kekhawatiran soal pelanggaran etika dan penyalahgunaan wewenang Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam penyelenggaraan pemilu. Wacana itu terus berkembang dengan dirilisnya film Dirty Vote pada Ahad, 11 Februari 2024.
Beberapa kecurangan yang dimaksud dalam film tersebut adalah operasi pemenangan pasangan calon tertentu seperti pengerahan penjabat kepala daerah dan pembagian bansos. Putusan Mahkamah Konstitusi yang memungkinkan Gibran Rakabuming Raka, Putra Jokowi ikut Pilpres 2024, juga turut dibahas. Majalah Tempo dalam beberapa edisi juga mewartakan soal kecurangan pemilu oleh penguasa.
Istana belum menanggapi soal dugaan kecurangan pemilu di era Jokowi untuk Prabowo Subianto dan Gibran. Dua Menteri Jokowi, Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyangkal soal kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Sumber: tempo