Awalnya Mahfud menyampaikan harapan kepada aparat pemerintah, aparat penegak hukum supaya untuk tetap netral.
"Saya berharap aparat-aparat pemerintah, aparat penegak hukum, TNI dan yang lain-lain yang ditugaskan oleh negara supaya netral," kata Mahfud ditengah-tengah pidatonya.
Mahfud juga bercerita, bahwa dirinya sudah bertanya kepada panitia kampanye Ganjar-Mahfud di Batam perihal netralitas aparat dan pemerintah di Batam. "Saya tadi berdiskusi dengan ketua panitia, gimana situasi di Batam, katanya bagus. Alhamdulillah aparatnya (di Batam) lumayan, pemerintahanya juga lumayan," ujar Mahfud.
Namun di daerah lain, kata Mahfud, banyak ditemukan aparat pemerintah tidak netral. Menurut Mahfud, kondisi itu menjadi penyebab banyak muncul kritikan kepada pemerintah dari akademisi berbagai perguruan tinggi belakangan ini.
"Itulah sebabnya kemudian sekarang ini muncul berbagai deklarasi dari perguruan tinggi, untuk meluruskan kita. Mereka dari perguruan tinggi para profesor, para doktor, para dosen, dan civitas akademika itu menyerukan agar demokrasi dijaga dengan baik," kata Mahfud.
Ia menambahkan, pemerintahan atau rezim mana pun tidak akan sukses jika menjalankan demokrasi dengan curang. "Betapa pun sebuah pemerintahan, sebuah rezim yang lahir dengan cara curang, itu tidak akan memberi berkah," kata Mahfud.
Rezim seperti itu, kata Mahfud, akan digilas oleh kekuatan demokrasi yang berasal dari masyarakat. "Pada saatnya akan digilas juga oleh kekuatan demokrasi," katanya.
"Kita harus percaya berdasarkan pengalaman sejarah umat manusia, berdasar sunnatullah, berdasarkan garis Tuhan di muka bumi ini, tidak ada sebuah rezim jahat itu yang selamat dari tindakan rakyatnya yang menginginkan demokratis. Tidak ada," tegas Mahfud disambut teriakan pendukung.
Sumber: tempo