Menurut Mahfud, dalam memilih pemimpin tidak cukup hanya melihat visi misi yang disusun dan dikampanyekan.
"Saya selalu mengatakan, saudara sekalian, kalau Anda mau memilih pemimpin, jangan hanya melihat visi yang tertulis. Kalau tertulis bisa google print, bisa suruh tuliskan sudah bagus. Harus dilacak dari track record-nya," ujar Mahfud MD saat kampanye di Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2024).
Mahfud pun mencontohkan, apabila ada calon pemimpin yang berjanji menegakkan konstitusi, perlu dilihat jejak hidupnya ke belakang.
Jika calon pemimpin tersebut justru tak menegakkan konstitusi, Mahfud memastikan semua yang dikatakan hanya omong kosong.
"Kalau orang bilang mau menegakkan konstitusi, bisa dipercaya kalau memang track record-nya begitu. Tapi bagaimana mau menegakkan konstitusi kalau dia sendiri melanggar konstitusi, itu semua bohong," paparnya.
Selain soal konstitusi, Mahfud juga menyinggung calon pemimpin yang berjanji melindungi hak asasi manusia (HAM).
"Bagaimana orang menyatakan saya akan melindungi hak asasi manusia, tidak mungkin kalau dia punya track record melanggar HAM. Itu pasti bohong," kata Mahfud.
Sama halnya apabila ada calon pemimpin hidupnya mewah, tetapi berjanji mau hidup sederhana jika terpilih.
"Saya mau hidup sederhana seperti rakyat, tidak mungkin bisa dia lakukan kalau selama ini dia hidupnya bermewah-mewah, hedonis," tambahnya.
Untuk itu, Mahfud meminta masyarakat untuk memakai kewarasan dalam Pemilu 2024.
"Kita ajak masyarakat buka kewarasan di dalam pemilu. Jangan cari-cari alasan debat kusir, itu semua bisa jadi alasan," kata dia.
Sumber: kompas