Hikmah salah satunya terkait kehidupan dan kematian. Ia mengatakan sesudah sakit menyadari bahwa jarak antara kematian itu sangat tipis.
"Antara hidup dan mati itu tipis kok. Jadi jangan kita terlalu ambisius, jangan kita dendamin orang, atau merasa paling hebat. At the end, semua yang ada di bawah langit akan ada waktunya," katanya dalam Podcast Political Show CNN Indonesia, Rabu (7/2).
Luhut jatuh sakit hingga harus dirawat di Singapura pada Oktober lalu. Ia mengatakan saat itu kelelahan karena terlalu banyak pekerjaan, termasuk mengurus Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
"Mungkin saya overload apalagi travelling ke banyak negara. Itu betul-betul melelahkan. Tapi saya enggak sadar rupanya bagaimanapun batas manusia itu ada," katanya.
"Saya harus menyelesaikan Kereta Cepat Jakarta Bandung, waktunya kita kejar, ada negosiasi segala macam. Dan orang kan banyak berharap tidak berhasil. Tapi alhamdulilah sih bagus. Dan banyak lagi seperti e-catalog dan kelapa sawit. Itu kan hal-hal yang kita ingin selesaikan," imbuhnya.
Setelah sakit, Luhut mengaku mulai mengurangi kesibukannya. Jika dulu dalam sehari ia bisa menerima 12-18 orang tamu, saat ini Luhut hanya menerima lima orang tamu.
Ia juga mengatur pola tidurnya dengan tidur 8 jam di malam hari dan 2 jam di siang hari. Luhut juga rutin berolahraga.
Sumber: cnnindonesia