Klaim Kemenangan Prabowo Selama Nyapres, Termasuk Saat Dua Kali Kalah

Klaim Kemenangan Prabowo Selama Nyapres, Termasuk Saat Dua Kali Kalah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Calon presiden atau capres nomor urut 2 Prabowo Subianto punya pengalaman pahit dalam dua Pilpres sebelumnya: 2014 dan 2019. Dalam dua ajang pemilihan kepala negara itu Prabowo mendeklarasikan kemenangan hingga melakukan sujud syukur. Namun, euforia itu akhirnya membuat malu lantaran hasil hitung nyata atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkata lain.

Pilpres 2024 kali ini, hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan Prabowo dan pasangannya, calon wakil presiden atau cawapres Gibran Rakabuming Raka unggul lebih dari 50 persen. Meski kemenangan sudah di depan mata, Prabowo justru tak langsung sujud syukur seperti dalam dua kali pilpres sebelumnya. 

Klaim kemenangan Prabowo di Pilpres 2014


Prabowo sepuluh tahun adalah sosok yang amat ambisius menjadi presiden. Kala itu, pada Pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa melawan Joko Widodo atau Jokowi yang didampingi Jusuf Kalla (JK). Pemungutan suara digelar pada 9 Juli dan hasilnya diumumkan KPU dua pekan kemudian. Kala itu hasil hitung cepat mayoritas lembaga sigi menunjukkan Jokowi-JK unggul.

Namun Prabowo menafikan keunggulan perolehan suara rivalnya. Sebab dari 12 lembaga yang berpartisipasi, lima di antaranya menyebut dirinya unggul. Ketidakseragaman hasil quick count itu membuat kedua belah kubu saling klaim kemenangan. Tim Prabowo-Hatta tak ingin publik beranggapan Jokowi-JK yang menang. Sehingga dibuatlah deklarasi tandingan.

“Untuk mengimbangi pihak sana. Kalau tidak deklarasi nanti opini publik tergiring Jokowi-JK sudah menang. Padahal belum, hasilnya masih nanti 22 Juli,” ujar Juru Bicara Tim Kemenangan pasangan Prabowo-Hatta, Tantowi.

Dalam deklarasi yang dilakukan di teras rumah ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo, di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, pada Rabu, 9 Juli 2014 tersebut, Prabowo-Hatta bahkan melakukan sujud syukur. Sujud syukur sekitar lima detik ini dilakukan setelah Prabowo mengumumkan kemenangannya berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

“Kami bersyukur bahwa dari semua keterangan yang masuk menunjukkan bahwa kami, pasangan nomor 1, Prabowo-Hatta, mendapatkan dukungan dan mandat dari rakyat Indonesia,” kata Prabowo saat memberikan keterangan pers.

Prabowo tak menyebutkan nama-nama lembaga survei yang jadi acuan mereka. Begitu juga detail hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang mereka pedomani tersebut. Pihaknya justru menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepadanya dan Hatta.

“Kami memang menunggu sampai semua data masuk. Dan, setelah 90 persen data masuk, baru kami mendeklarasikan posisi dan kemenangan kami,” katanya.

Namun, hasil real count atau hitung nyata oleh KPU mengkhianati harapan Prabowo. Sebagaimana diumumkan pada 22 Juli, Prabowo-Hatta, yang diusung Koalisi Merah Putih, mendapatkan 62.576.444 suara alias 46,85 persen. Sementara rivalnya, Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara 70.997.833 atau 53,15 persen.

Klaim kemenangan Prabowo di Pilpres 2019


Kalah dalam pilpres sebelumnya tak membuat Prabowo patah harapan. Dia kembali maju sebagai capres dalam Pilpres 2019 dengan menggandeng eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno. Jokowi, presiden terpilih periode sebelumnya, kembali menjadi rivalnya. Usungan petahana itu didampingi Ma’ruf Amin.

Hasil hitung cepat oleh 13 lembaga survei dalam Pilpres yang digelar pada 17 April 2019 tersebut menunjukkan Jokowi unggul. Persentase perolehan suara Jokowi-Ma’ruf di kisaran 53-55 persen, sedangkan Prabowo-Sandi antara 44-46 persen. Namun Prabowo tak percaya dengan hasil tersebut. Ia justru mengklaim kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat versinya sendiri.

Dalam sebuah konferensi pers yang ikut dihadiri para pendukungnya di depan rumahnya di Jalan Kertanegara, Prabowo justru mendeklarasikan kemenangan dia di Pilpres 2019. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan dirinya mengantongi persentase suara hingga 62 persen. Suara tersebut berasal dari 320 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Berdasarkan real count kita, kita sudah berada di posisi 62 persen. Ini adalah hasil real count di lebih dari 320 ribu TPS,” kata Prabowo diikuti gemuruh sorakan ribuan pendukungnya, Rabu 17 April 2019.

Prabowo mengatakan bahwa angka ini tak akan berubah banyak. Kata dia, bisa naik satu persen, bisa turun satu persen. Tapi kisarannya ada di angka 62 persen. Prabowo pun berterima kasih kepada semua pendukungnya. Ia mengingatkan agar para pendukung selalu menjaga ketertiban, perdamaian, dan tak terpancing provokasi.

“Koalisi Adil Makmur dan semua relawannya tidak ingin Indonesia terpecah belah. Kita justru ingin mempersatukan,” ujar Prabowo.

Menurut Prabowo, kemenangan yang dideklarasikannya itu merupakan kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Saat dirinya diangkat menjadi Presiden RI, Prabowo berjanji tidak hanya akan membela pendukungnya, tetapi juga pendukung Jokowi. Prabowo pun mengakhiri orasinya dengan mengucapkan takbir lalu bersujud syukur di hadapan para pendukungnya.

Sejarah terulang, klaim Prabowo lagi-lagi dimentahkan oleh hasil hitung nyata versi resmi yang ditetapkan KPU pada 21 Mei 2019 dini hari. Jokowi-Ma’ruf, usungan Koalisi Indonesia Kerja, mendapatkan perolehan suara 85.607.362 atau 55,50 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi, usungan Koalisi Indonesia Adil Makmur, mendapatkan 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

Klaim kemenangan Prabowo di Pilpres 2024


Pengalaman pahit dalam dua Pilpres sebelumnya tampaknya membuat Prabowo tak lagi jemawa kendati kemenangan di Pilpres 2024 sudah di depan mata. Meski hasil quick count menunjukkan dirinya unggul dan menang satu putaran, Prabowo mengaku tetap menunggu hasil resmi perhitungan dari KPU. Ia tak buru-buru sujud syukur seperti yang sudah-sudah.

“Saya bersama Mas Gibran berpesan, menyampaikan walaupun kita bersyukur kita tidak boleh sombong, kita tidak boleh jemawa, kita tidak boleh euforia, kita tetap harus rendah hati,” tuturnya,” ujarnya saat berpidato di Istora Senayan, pada Rabu petang, 14 Februari 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menceritakan bahwa selama masa kampanye, dirinya telah melakukan perjalanan ke seluruh Indonesia bersama dengan tokoh-tokoh pendukungnya, termasuk Gibran dan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) lainnya seperti Agus Gumiwang, Zulkifli Hasan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Dalam beberapa bulan yang lalu, Mas Gibran dan saya dengan tokoh-tokoh yang dukung kita, kita telah menjelajahi seluruh Indonesia,” kata Prabowo.

Prabowo juga mengungkapkan rasa penghormatannya kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena ikut turun gunung memberikan dukungan. Prabowo menyoroti aksi SBY berjalan kaki sejauh 7 kilometer setelah menghadiri kampanye akbarnya di Gelora Bung Karno (GBK). Menurutnya, tindakan tersebut sebuah penghormatan luar biasa.

“Saya kaget waktu di GBK, Presiden Republik Indonesia, SBY Presiden ke-6, jalan kaki, 7 kilometer jalan kaki. Luar biasa penghormatan,” ujarnya.

Prabowo mengajak masyarakat untuk bersatu kembali, terutama setelah masa kampanye selesai. Pihaknya ingin agar kisruh antar pendukung capres jangan menjadi perpecahan. Sosok yang juga Menteri Pertahanan ini mengakui dalam kampanye ada kalanya terucap kata-kata keras. Namun, kata dia, kampanye sudah usai dan rakyat harus kembali bersatu.

“Kita laksanakan kampanye memang dengan semangat, memang kadang dengan kata-kata keras, itu namanya kampanye, sekarang kampanye sudah selesai, kita harus bersatu kembali,” ucapnya.

Prabowo juga mengajak semua pihak untuk melupakan kata-kata kasar yang mungkin terjadi selama kampanye. Dia menyatakan pertengkaran antara pendukung capres adalah hal yang biasa, namun tidak boleh berlarut-larut. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak suka menjelekkan satu sama lain. Sehingga, harus diutamakan yang baik dan yang tidak baik ditinggalkan.

“Ini adat, budaya kita, rakyat Indonesia tidak suka saling menjelekkan-jelekan, ajaran orang tua kami, nenek moyang kami adalah mikul dhuwur mendhem jero, artinya mengangkat yang baik dan meninggalkan yang kurang baik,” kata dia.

Dalam kesempatan ini, Prabowo turut menyampaikan terima kasih kepada para presiden sebelumnya yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Prabowo menyebut satu per satu nama-nama presiden RI Pertama hingga presiden yang menjabat saat ini, Jokowi. Mantan Panglima Kostrad ini mengaku mengetahui mereka semua.

“Bung Karno saya tidak kenal karena saya masih kecil, tapi saya pernah diangkat oleh Bung Karno,” ujar Prabowo.

Adapun terhadap Presiden Kedua RI Soeharto yang merupakan mertuanya, Prabowo mengaku lumayan kenal. Prabowo mengatakan dirinya acap makan siang dengan ayah Siti Hediati Hariyadi alis Titiek tersebut. Saat Prabowo menyebut nama Soeharto, hadirin tertawa menggoda. Sebab beredar isu jika Prabowo jadi presiden, ia dengan Titiek akan rujuk kembali.

“Presiden kedua saya lumayan kenal juga. Kenapa kalian ketawa? Kalian enggak percaya? Presiden kedua, saya sering makan siang sama beliau,” katanya.

Prabowo juga mengaku kenal dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dia mengaku merupakan tukang pijat tokoh Nahdatul ulama (NU) itu. “Kalau enggak percaya, tanya ... tanya yang kenal Gus Dur,” kata Prabowo. Selain itu, ia juga memamerkan kedekatannya dengan SBY hingga Jokowi. Namun, ia tak menceritakan kedekatannya dengan Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI.

Di antara semua para Presiden RI, Prabowo mengakui paling kenal dengan Jokowi. Dia mengatakan Jokowi adalah sosok yang sangat pekerja keras dan tidak memiliki rasa lelah. Para menteri Jokowi bahkan kewalahan saat mendampingi sosok kepala negara tersebut. “Saya sangat kenal beliau saya katakan (Jokowi) pekerja yang sangat sangat sangat keras,” ujarnya.

Prabowo juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para anak muda yang menjadi pendukung utamanya. Dia menyatakan bahwa anak-anak muda adalah kunci penting yang mendukungnya. “Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang merupakan pendukung yang sangat kunci bagi saya,” katanya.

Prabowo menyebutkan bahwa anak-anak muda merupakan tim inti baginya. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada putranya, Didit Prabowo, serta kepada ajudannya, Mayor Teddy. Prabowo pun mengungkapkan rasa terima kasih kepada para sekretaris pribadinya.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita