Bahkan, dengan gamblang Ganjar menyebut tiga purnawirawan ini adalah jenderal mencla-mencle.
Mulanya, Ganjar bercerita dirinya bukan anak pemberontak. Dia merupakan anak seorang patriot.
"Catatan pertama yang ingin saya sampaikan, sekali lagi konsistensi. Ketika kemudian republik ini berjalan, sejarah demi sejarah kita lalui. Maafkan saya pada orang tua saya kalau saya memberikan catatan," kata Ganjar menghadiri acara Deklarasi Dukungan Persatuan Purnawirawan TNI-Polri di Gedung De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (7/2).
Ganjar lantas mengenang pada Pemilu 2014 dan 2019. Kala itu, ada jenderal bintang empat berbicara isu pemecatan terhadap Prabowo Subianto.
"2 Pemilu lalu, jenderal bintang 4 mengatakan dia saya yang mecat. Begitu katanya, satu dalam diskusi kecil disampaikan, bagaimana orang memilih itu, catatan sejarahnya begini psikologinya begini dan dipecat. Itu mereka menyampaikan," ucap Ganjar.
"Bahkan satu lagi mengatakan, hei pensiunan TNI, Anda bodoh kalau milih orang yang kita pecat. Dan tiga-tiganya orang yang ngomong itu sekarang berada pada kubu di sana," tambah dia.
Eks Gubernur Jateng ini menekankan, dirinya sebagai seorang patriot sejati tidak diajari untuk mencla-mencle.
"Ini kalau gini darah saya mendidih. Bapak saya bukan jenderal kok, bapak saya pensiunan letnan satu kok, kami merasakan itu. Dan saya bangga di sini, pelajaran itu yang saya sampaikan," ucap Ganjar yang berayahkan purnawirawan polisi ini.
"Hai orang tua kami, kami tidak mau anak cucu kami, cicit kami kelak akan mencatat sejarah orang tuanya, kakeknya, mencla-mencle. Hanya karena apa? Jabatan. Hanya karena apa? Uang. Maaf. Maaf," tutur dia.
Setelah deklarasi selesai, Ganjar disinggung siapa jenderal yang mencela-mencle ini. Ia membeberkan nama Luhut, Wiranto dan Agum.
"Oh kalau saya lihat, ada Pak Wiranto, ada Pak Agum terakhir Pak Luhut," ucap Ganjar.
"Kalau tidak salah menyampaikan dukungannya dan beliau-beliau ada rekamannya menyampaikan itu, meskipun hak politiknya saya hormati, tapi apakah ketiga beliau itu akan mengoreksi omongan yang pernah dilakukan dulu? Beliau itu akan mengoreksi omongan yang pernah dilakukan dulu? Kalau jawabannya ya, silakan dikoreksi dengan alasannya. Tapi kalau tidak orang pasti akan melihat yang lain," tutup Ganjar.
Prabowo diberhentikan sebagai anggota TNI pada 1998 terkait kasus penculikan aktivis prodemokrasi atas rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) bentukan Panglima ABRI Jenderal Wiranto. Dua anggota DKP adalah Letjen Agum Gumelar dan Letjen SBY.
Menjelang Pilpres 2019, Agum Gumelar membeberkan rekomendasi pemecatan Prabowo dari TNI . Video diskusi itu kembali viral menjelang Pemilu 2024.
Sumber: kumparan