Kejadian H-2 Jelang Pilpres yang Menunjukkan Rakyat Tak Percaya Jokowi & Prabowo-Gibran

Kejadian H-2 Jelang Pilpres yang Menunjukkan Rakyat Tak Percaya Jokowi & Prabowo-Gibran

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Umum Partai Ummat Buni Yani mengungkapkan kejadian dua hari sebelum Pilpres 2024 yang menunjukkan rakyat tidak percaya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Kejadian yang menunjukkan ketidakpercayaan rakyat terhadap presiden dan Prabowo-Gibran, menurut Buni Yani adalah demo yang terjadi dimana-mana, salah satunya aksi mahasiswa di Bundaran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang memprotes nasib demokrasi era Jokowi yang semakin mundur dan dugaan kecurangan proses Pemilu 2024.

"Dua hari sebelum pencoblosan, yang seharusnya menjadi hari tenang, terjadi demo di mana-mana yang menunjukkan tidak percayanya rakyat pada Jokowi dan paslon nomor 2," ungkap Buni Yani, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (13/2).

Sehingga menurutnya, Pemilu 2024 tidak akan berjalan dengan aman serta tentram akibat ketidakpercayaan rakyat dengan Jokowi dan Prabowo-Gibran. "Pemilu kali tidak akan berjalan mulus. Percikan revolusi sudah telanjur menyala di mana-mana," imbuhnya.

Sementara itu, pada survei terbaru Populi Center, ditemukan bahwa elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran memungkinkan pasangan ini memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Survei nasional yang dilaksanakan pada 27 Januari hingga 3 Februari 2024 itu menemukan elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 52,5 persen. Adapun salah satu syarat pilpres digelar satu putaran adalah pasangan calon meraih 50 persen plus satu suara dari total suara.

Survei yang diklaim dibiayai menggunakan dana internal itu menemukan elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin sebesar 22,1 persen. Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD elektabilitasnya 16,9 persen.

"Adapun yang belum memutuskan (pilihan) sebesar 6,3 persen dan menolak menjawab sebesar 2,2 persen," kata Direktur Eksekutif Populi Center, Afrimadona lewat siaran persnya, Rabu (7/2/2024) dikutip dari Republika.

Survei Populi Center ini dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.500 responden yang tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia. Responden dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling). 

Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini kurang lebih 2,53 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen. "Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal," kata Afrimadona.

Sumber: populis
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita