Menurut profesor emeritus sosiologi di Universitas Waseda di Tokyo, Hirofumi Tanada, perkembangan itu terjadi karena tingginya angka pernikahan antara warga Muslim dan warga negara Jepang serta orang-orang yang berpindah agama.
"Warga negara Jepang dan mereka yang memperoleh status penduduk tetap melalui perkawinan dan keadaan lainnya berjumlah sekitar 47.000 orang," ungkap Tanada, seperti dikutip dari Asahi pada Rabu (21/2).
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Tanada dan rekan-rekannya, terdapat 113 masjid di seluruh Jepang pada Maret 2021, naik tujuh kali lipat dari hanya 15 pada tahun 1999.
Pembangunan masjid terbaru adalah Masjid Istiqlal Osaka di Nishinari Osaka. Renovasi masjid ini sebagian besar ditanggung oleh sumbangan masyarakat Indonesia.
"Masjid pernah menjadi pemandangan langka di Jepang, namun sekarang sudah tidak lagi," ujar Tanada.
Studi Tanada dan rekannya juga menunjukkan bahwa sekitar 230.000 Muslim menyebut Jepang sebagai rumah mereka pada akhir tahun 2020.
Seorang profesor sosiologi di Universitas Kyoto Sangyo yang mempelajari budaya Islam, Hirofumi Okai mengatakan bahwa awalnya mereka tidak mengenal Muslim, namun saat ini warga Jepang sudah bisa bertetangga dengan rukun.
"Sekarang mereka adalah tetangga kita, kita perlu memikirkan bagaimana hidup bersama mereka dalam masyarakat yang penuh keberagaman ini," pungkasnya.
Sumber: rmol