Dalam pernyataannya yang viral di media sosial, Andy Rompas meminta satu syarat yang menjadi sorotan.
"Kami di sini hanya mau menjaga adat istiadat tanah leluhur kami, bukan agama. Tidak agama ya. Jadi itu dari saya," tegas Panglima Manguni, menepis dugaan adanya radikalisme di tanah Minahasa.
Dalam konteks perseteruan ini, Andy Rompas menyoroti klaim Habib Bahar terkait provokasi umat muslim.
"Jadi kalau si Bahar itu bilang yang mau memprovokasi umat muslim enggak usah pakai provokasi-provokasi umat muslim kan kayak gitu tanggapannya seperti itu gampang saja," tambahnya dengan tegas.
Andy Rompas juga memberikan pesan menarik terkait bendera.
"Kalau mau angkat bendera angkat bendera merah putih, kita negara non-blok jelas di situ. Kenapa mesti kita sibuk dengan negara-negara lain yang kita ini Indonesia timur, gitu," paparnya.
Namun, yang menarik perhatian adalah janji Andy Rompas untuk menyelesaikan perseteruan secara adat setelah pemilu.
"Saya hanya pesan satu, nanti kita selesaikan secara adat setelah pemilu ini. Setelah pemilu selesai, saya Andy Rompas kita akan selesaikan secara adat, itu saja dari saya," ungkapnya.
Habib Bahar, dari sisi lain, memberikan responsnya melalui media sosial dengan pernyataan bernuansa analogi.
"Terlalu mahal auman singa untuk mlayani seekor domba," kata Habib Bahar dalam jawaban berkelasnya terhadap Andy Rompas.
Perseteruan antara Panglima Manguni dan Habib Bahar terus menjadi sorotan, menimbulkan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi setelah pemilu dan bagaimana penyelesaiannya secara adat.
Masyarakat pun menantikan perkembangan selanjutnya dari kisah kontroversial ini.
Sumber: viva