GELORA.CO -Puluhan pengawas tempat pemungutan suara Pemilu 2024 di Kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, alami keracunan massal setelah mengkonsumsi makanan nasi dus yang disajikan dalam kegiatan bimtek pengawas TPS se-Kecamatan Toroh, Sabtu (10/2).
Para korban mengalami diare, demam, dan kondisi lemas. Sebagian korban memilih perawatan di rumah, menunggu kondisi kesehatan pulih.
Korban mengalami keluhan demam, diare dan pusing esok hari pascamengikuti kegiatan bimtek. Akibatnya, puluhan pengawas tidak bisa bekerja melakukan tugas pengawasan karena kondisi sakit.
Sebagian pengawas TPS memilih menjalani perawatan di rumah sembari menunggu kesehatan pulih, sementara lainnya menjalani perawatan di layanan kesehatan.
Menurut salah satu korban keracunan massal, Sri Rahayu, yang jadi pengawas TPS 23 Desa Dimoro Toroh, keracunan dialami pengawas TPS setelah ada kegiatan bimtek diikuti pengawas TPS dari 5 desa di Kecamatan Toroh.
"Yang mengikuti Desa Dimoro, Pilangpayung , Genengadal, Sugihan, dan Katong," ungkapnya, dikutip Kantor Berita RMOLJateng, Selasa sore (13/2).
Dia mengatakan, makanan dus berisi nasi putih dengan lauk telur dan lalapan daun pepaya. Ia sengaja membawa pulang nasi boks kemudian memakan bersama cucunya.
"Pascamemakan nasi dus dari kegiatan bimtek panwas TPS, esok harinya bersama cucu mengalami kondisi diare, demam, dan pusing," paparnya.
Dia pun segera mendapatkan penanganan dari anaknya tenaga kesehatan, sehingga mendapat perawatan di rumah. Saat ini, korban masih dalam kondisi lemas dan tidak bisa beraktivitas melakukan tugas pengawasan.
Dari data Bawaslu Grobogan, terdapat 56 pengawas TPS di Kecamatan Toroh merasakan demam, pusing serta diare. Setelah mengonsumsi nasi dus disajikan saat kegiatan pembekalan bimtek pengawas oleh Panwas Kecamatan Toroh.
"Saat ini para korban belum bisa melakukan aktivitas pengawasan karena kondisi yang dialami para pengawas TPS. Terdapat 40 pengawas TPS yang kondisinya saat ini masih sakit," terang Ketua Bawaslu Grobogan, Fitria Nita Witanti, Selasa (13/2) sore.
Setelah Bawaslu menerima laporan dari Panwascam Toroh, Bawaslu kemudian melakukan pendataan terhadap kondisi pengawas TPS, karena saat ini mereka sangat dibutuhkan untuk pengawasan Pemilu pada 14 Februari 2024.
Bawaslu berharap, para korban segera sehat, dan atas peristiwa ini sudah dilaporkan ke pihak Bawaslu Provinsi Jateng.
"Untuk selanjutnya menunggu kebijakan dari Bawaslu Jateng untuk pengawasan di TPS," tandasnya.
Sumber: RMOL