GELORA.CO - Ratusan Civitas Academica Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan berbagai kampus lain di Jabodetabek melakukan aksi di depan Halte Transjakarta UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur. Dosen, guru besar, hingga mahasiswa ini mempersoalkan masalah kenaikan harga beras.
Dosen UNJ Ubedilah Badrun sebagai salah satu massa aksi itu mengatakan, pihaknya menangkap bahwa masalah naiknya harga beras salah satunya adalah akibat dari carut marut masalah Pemilu yang Presiden Joko Widodo ikut campur di dalamnya.
"Kekacauan harga beras ini akibat dari tata kelola beras yang tak beres. Siapa yang ngelola beras? Pemerintah. Kenapa nggak beres kelola pemerintahnya? Karena beras ada yang difungsikan tidak untuk fungsinya," ujar Ubedilah kepada wartawan di lokasi aksi, Rabu (28/2).
"Misalnya ada bagi-bagi beras jelang pemilu, dan seterusnya," sambungnya.
Analis sosial politik itu juga menyebut bahwa kemampuan pemerintah dalam memproduksi beras juga bermasalah.
"Senangnya impor. Siapa yang untung tuh? Dan siapa yang paling bertanggung jawab? Di atas mendag, ka bulog, siapa dia? Joko Widodo," tegasnya.
"Saya harus katakan itu biar Jokowi mengerti itu persoalan serius. Kalau dibiarkan ini bencana besar untuk negeri ini," tandas Ubedilah.
Sebelumnya, Civitas Academika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan aksi unjuk rasa di depan Halte Transjakarta UNJ Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (28/2). Ratusan massa sudah mulai bergerak dari arah UNJ menuju titik lokasi.
Pantauan JawaPos.com di lokasi sekitar pukul 14.50 WIB, tampak ratusan mahasiswa dengan menggunakan almamater kuning ataupun yang didominasi hijau bergerak bersama di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Jalannya ratusan orang itu membuat lalu lintas di sekitar kawasan yang dilalui menjadi cukup tersendat.
"Kawan-kawan, tertib, beri jalan untuk pengguna jalan," ujar salah satu orang dari atas mobil bak, Rabu (28/2).
Sumber: jawapos