GELORA.CO - Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie menyatakan, dirinya kerap diminta untuk bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 namun selalu menolak.
Connie membeberkan alasannya, kata dia, hal mendasar karena dirinya tidak sepakat dengan pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
"Berat dan tidak mungkin untuk saya pribadi, sejak awal, tolong dicek Instagram saya, media sosial saya, pernyataan saya dimanapun, saya selaku konsisten Prabowo no problem, tapi Gibran big no," kata Connie saat jumpa pers di Kawasan Tebet, Jakarta, Senin (12/2/2024).
Adapun alasan mendasar Connie merasa tidak setuju dengan pencalonan putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu karena prosesnya.
Menurut dia, majunya Gibran dengan diwarna polemik di Mahkamah Konstitusi (MK) telah membuat demokrasi Indonesia terombang-ambing.
"Dikarenakan saya sampai hari ini tidak bisa terima aspek pelanggaran konstitusi, etika politik, nilai serta lembaga demokratis kita yang diombang-ombingkan dan mulai dihancurkan," kata dia.
Connie mengaku, dirinya sempat meminta kepada kubu Prabowo untuk mencari alternatif cawapres lain jika memang pengin menyertakannya sebagai timses.
Kondisi itu terjadi kata dia, sebelum pasangan Prabowo-Gibran tersebut didaftarkan ke KPU RI untuk menjadi peserta pilpres.
"Saya sampaikan masih ada waktu dan cara kah. Waktu itu saya sempat tanya, kalau tetap mau saya bantu beliau, masih ada waktu dan cara kah untuk mengubah calonnya, ini kan masih awal ngomongnya," kata dia.
Menurut Connie, terdapat beberapa nama yang dinilainya lebih layak mendampingi Prabowo Subianto.
Dalam momen ini, Connie mengaku menyebut nama Bendahara Umum Partai NasDem Sahroni, dan Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Dan kami usulkan kenapa enggak Sahroni aja? Nomor dua, Ridwan Kamil," kata dia.
Tawaran dua nama itu diyakini Connie, akan menjadi jalan mulus Prabowo dalam pilpres tahun ini.
Dia juga menyebut, Prabowo tidak akan terbebani jika memang yang dicalonkan bukanlah Gibran Rakabuming Raka.
"Oke jelas ya. Malah saya offering, supaya apa? Supaya Pak Prabowo tidak terbebani gitu," tukas Connie.
Sebelumnya, Connie Rahakundini Bakrie merespons pernyataan Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani yang menyebut dirinya menginginkan kursi wakil menteri luar negeri (wamenlu) atau wakil menteri pertahanan (wamenhan) jika Prabowo-Gibran terpilih.
Connie secara tegas membantah pernyataan Rosan tersebut, dengan menyatakan kalau dirinya yang justru ditawari dua kursi wamen itu.
Kondisi itu terjadi kata Connie saat dirinya bertemu dengan Rosan yang ternyata belum pernah dia kenal. Dalam pertemuan itu, Rosan mengajak Connie untuk bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran dengan janji pemberian kursi wamen.
"Janji atas bujukan his excellency Rosan kepada saya untuk bergabung di 02 itu saya ditawari, apakah mau menjadi Wamenhan atau Wamenlu. Dan saat itu langsung saya jawab, bos, jangan PHP," kata Connie saat jumpa pers di Kawasan Tebet, Jakarta, Senin (12/2/2024).
Atas tawaran itu, Connie mengaku sempat tertawa karena dirinya merasa tidak mungkin apa yang dijanjikan oleh Rosan itu terwujud.
Pasalnya kata dia, di dalam kubu Prabowo-Gibran itu terjalin koalisi partai politik yang besar. Connie menyebut, di dalam koalisi itu sendiri sudah mulai memperebutkan posisi.
"Keadaan di dalam sudah sarat gontok-gontokan. Di sana itu lintas koalisi partai yang gemuk. Maka kemudian saya bilang tidak mungkin," kata Connie.
"Jadi dua yang ditawarkan, posisi Wamen yang saya tertawakan, bukan saya terima, saya tertawakan, aduh enggak mungkin, ngarang," sambung dia.
Melihat respons darinya itu, Connie menyebut kalau TKN Prabowo-Gibran langsung menawarkan alternatif perjanjian lainnya.
Kali ini kata Connie, dirinya ditawari satu unit mobil mewah Jeep Bantley First Edition yang harganya milirian rupiah.
"Kemudian karena saya bilang ini tidak mungkin, ditawarkan saya Jeep Bantley first edition, anda google aja, di Indonesia tuh baru 2 Jeep Bantley first edition harganya 11 miliar," kata dia.
Atas tawaran itu, Connie kembali menolak dengan alasan, kredibilitasnya sebagai akademisi tidak pengin dijadikan alat oleh segelintir kelompok.
"Dan itu saya tolak, kenapa? Karena saya tidak mau dijadikan alat untuk diviralkan bahwa ‘oh akademisi satu itu sudah dibeli’. Oke? Clear ya," tukas Connie
Sumber: Tribunnews