Soeharto pada saat itu menjadi presiden kedua Indonesia setelah menggantikan kepemimpinan Soekarno yang kurang lebih 21 lamanya.
Namun siapa sangka, di balik keberhasilan Soeharto mengkudeta Soekarno, ada dugaan bahwa Soeharto melakukan perjanjian dengan Nyi Roro Kidul.
Hal ini diungkapkan oleh Guru Gembul beberapa waktu lalu ketika ia menjadi narasumber pada akun TikTok @rjl5official.
Dalam keterangannya, Guru Gembul menyebutkan bahwa salah satu cara Soeharto agar bisa menggulingkan Soekarno yaitu dengan cara melakukan perjanjian dengan Nyi Roro Kidul.
"Jadi ketika pak Harto itu ingin berkuasa, pak Harto melihat bahwa istri dari Bung Karno itu Nyi Roro Kidul," kata Guru Gembul, seperti dikutip Hops.ID dari akun TikTok @rjl5official, Rabu, 7 Februari 2024.
"Dan selama masih ada bersama Nyi Roro Kidul, maka kekuasaannya tidak bisa digoyng. Maka gimana agar bisa berkuasa, harus mengalahkan bekingnya dulu," sambungnya.
Guru Gembul juga menambahkan, untuk bisa mengalahkan Nyi Roro Kidul, Soeharto menikahi Tien Soeharto pada saat itu.
Dengan kata lain, menurutnya Tien Soeharto dijadikan pelantar agar ia bisa bertemu dengan Nyi Roro Kidul.
"Bagaimana caranya, melalui ibu Tien. Menikahi ibu Tien, kemudian ia memiliki kontak atau akses dengan Nyi Roro Kidul, begini dan begitu, kemudian ada tawar-menawar," ucap Guru Gembul.
Setelah bertemu dengan Nyi Roro Kidul, menurut Guru Gembul, Soeharto diberikan syarat berupa tumbal yang tidak sedikit.
"Nyi Roro Kidul pun bilang,'Oklah saya akan meninggalkan Bung Karno dengan catatan saya minta satu juta tumbal'," ungkapkan.
Hingga pada akhirnya, menurut Guru Gembul, presiden kedua Indonesia itu akhirnya menyetujui permintaan dari Nyi Roro Kidul tersebut.
Setelah kesepakatan antara Soeharto dan Nyi Roro Kidul, akhirnya terjadi peristiwa G30S PKI yang diduga adalah buah dari perjanjian antara Soeharto dan ratu Pantai Selatan tersebut.
"Kemudian terjadilah kesepakatan, maka terjadilah peristiwa G30S, di mana Pak Harto pada waktu itu terlibat dalam upaya pemberantasan G30S," ucapn"ucapnya lagi.
"Setelah itu, beliau mempersenjatai rakyat untuk melakukan pembunuhan, pembantaian, jutaan orang yang diduga sebagai kader atau simpatisan PKI," sambungnya.
Dalam hal ini, Guru Gembul juga memperkuat perkataannya dengan data yang menyebutkan bahwa kematian orang yang diduga kader PKI itu mencapai lebih dari satu Juta manusia.
"Ada lembaga-lembaga disitu menyebut bahwa kematian di situ 250 ribu manusia, 500 ribu manusia, ada yang lebih dari 1 juta manusia," ungkapnya lagi.***
Sumber: hops