Buku SBY 'Cawe-cawe Jokowi' Disenggol Timnas AMIN: Gak Konsisten, Pagi Kedelai Sore Tempe

Buku SBY 'Cawe-cawe Jokowi' Disenggol Timnas AMIN: Gak Konsisten, Pagi Kedelai Sore Tempe

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Juru Bicara Timnas AMIN, Indra Charismiadji, menyinggung soal sikap tidak konsisten yang belakangan ini kerap terjadi dalam perpolitikan Tanah Air. 

Salah satunya soal sikap Demokrat sebelum dan sesudah ketumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), resmi bergabung di kabinet Jokowi.

Indra mengomentari soal buku merah Susilo Bambang Yudhoyono yang berjudul 'Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi'. Buku ini terbit sekitar Juni 2023, sebelum Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan. Namun kini, justru malah Ketum Demokrat gabung dengan pemerintahan Jokowi yang sebelumnya rajin dia kritisi. 

"Sebetulnya, sih, era sekarang ini, kan, eranya inkonsistensi yang dulu ngomong A sekarang bisa jadi B," kata Indra, Kamis (22/2).

AHY dilantik menjadi Menteri ATR/Kepala BPN oleh Presiden Jokowi, Rabu (21/2) kemarin. AHY menjadi satu-satunya menteri dari jajaran partai nonkoalisi pemerintahan hasil Pemilu 2019.

Indra menilai, Demokrat adalah partai yang memiliki cara pikir pragmatis. Sikap yang berubah-ubah menurutnya malah membuat rakyat bingung.

"Jadi sebetulnya juga membuat rakyat bingung bagaimana, apakah memang politisi ini punya sebuah ideologi tentang bagaimana mengelola bangsa ini dengan baik. Atau memang bicara hanya masalah pragmatis, masalah kekuasaan semata," kata Indra.

"Kita ingin punya konsistensi sehingga rakyat itu nggak bingung sebetulnya dibawa ke mana, warnanya itu apa. Jangan pagi kedelai, sore jadi tempe, itu yang sebetulnya membuat rakyat bingung," lanjut politikus NasDem ini.

Namun, Indra tetap mengucapkan selamat kepada AHY yang kini menjabat posisi menteri.

"Dari Timnas itu bukan menjadi agenda pembahasan (AHY jadi menteri), kami mengucapkan selamat," tuturnya.

Isi Buku Merah SBY dan Tanggapan PD

Buku merah SBY ini kembali ramai dibicarakan di media sosial di hari pelantikan AHY. Banyak yang menyindir perubahan sikap PD dari semula rajin mengkritik Jokowi, kini merapat ke Jokowi.
Buku berupa esai 24 halaman itu rilis pada Juni 2023 saat Demokrat masih berada di barisan oposisi bersama PKS.

Dalam buku bersampul merah-hitam itu SBY mengkritisi lima poin seputar cawe-cawe yang dilakukan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024.

Salah satunya adalah pernyataan Jokowi yang mengakui ia memang melakukan cawe-cawe demi kepentingan masyarakat Indonesia.

"Pendapat saya, sah-sah saja presiden Jokowi mengatakan atau berbuat begitu. Apalagi kalau cawe-cawe yang beliau lakukan adalah cawe-cawe yang baik, positif. Saya pikir tidak boleh serta merta mengatakan apa yang dilakukan Pak Jokowi itu tidak baik atau salah," tulis SBY dikutip dari buku tersebut.

Namun SBY mengingatkan, Jokowi harus hati-hati karena menggunakan alasan demi kepentingan bangsa dan negara. Apalagi bila dikaitkan dengan Pilpres 2024, ucapan ini harus tepat dan tidak bias.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menjelaskan buku yang ditulis oleh SBY sudah cukup lama dikeluarkan. Bahkan sebelum pilpres berlangsung.

"Buku itu kan untuk internal, dibuat sebagai early warning system, mengingatkan. [Diterbitkan] sebelum proses pilpres berlangsung," kata Herzaky kepada wartawan, Kamis (22/2).

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita