Ini disampaikan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih dalam dialog Pro3 RRI, Selasa (2/1/2024).
Langkah ini untuk menepis kabar banyaknya petugas KPPS diracun pada Pemilu 2019 lalu.
“Sempat kan ada isu diracun dan lain sebagainya, supaya isu itu bisa ditepis jadi kalau mau makan cuci tangan sebersih-bersihnya,” katanya dikutip dari rri.co.id.
“Apapun yang dimakan dari sentuhan tangan kita tolong cuci tangan, supaya tidak menimbulkan kecurigaan seperti yang lalu. Jadi tolong kalau makan bersihkanlah tangan itu sebersih-bersihnya pakai sabun,” lanjutnya.
Untuk diketahui, 894 orang petugas KPPS meninggal pada Pemilu 2019. Sementara 5.175 orang mengalami sakit.
Pasca kematian mereka, sempat beredar konten unggahan video pembawa acara berita yang mengabarkan kegiatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dalam video dipaparkan penyebab Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 meninggal dunia.
Konon, dalam narasi video dinyatakan bahwa IDI sepakat memutuskan bahwa penyebab kematian tersebut karena diracun. Bukan karena kelelahan.
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatian menemukan fakta bahwa klaim tersebut menyesatkan. Faktanya IDI menyebut bahwa penyebab utama kematian petugas KPPS pada Pemilu 2019 bukan karena kelelahan, melainkan adanya penyakit bawaan.
Sumber: herald