Penolakan tersebut terlihat dari sejumlah baliho dan spanduk yang terpasang, dengan narasi kecaman terhadap Gibran.
Belum diketahui siapa pemasang spanduk maupun baliho tersebut, namun narasi penolakan Gibran di Maduran dan Jawa Timur cukup viral.
Spanduk-spanduk tersebut tersebar di beberapa wilayah, seperti di Bangkalan Madura, Kota Malang, dan di Kabupaten Jember.
Narasi dalam spanduk tersebut beragam, namun menuju kepada satu pernyataan yakni menolak Gibran karena perbuatannya yang dinilai miskin etika.
Diduga itu terkait dengan sikapnya saat melakoni debat cawapres dengan Mahfud MD.
Pedagang setempat yang diwawancarai merespon baik baliho yang dipasangkan di sekitar tempatnya ini.
“Ya ini adalah akibat dari seseorang yang gapunya etika dan merendahkan orang yang lebih tua. Ini lah respon kami sebagai masyarakat,” kata Sutomo, seorang pedagang di Kabupaten Bangkalan, Madura pada Jumat, 26 Januari 2024.
Saat ditanyakan kepada masyarakat sekitar mengenai siapa yang melatarbelakangi aksi pemasangan baliho penolakan Gibran ini, mereka mengaku tidak mengetahui.
Namun warga menilai, baliho itu adalah buah dari kelakuan Gibran dan tidak perlu menyalahkan orang yang memasang spanduk tersebut.
Adapun narasi dalam spanduk itu di antaranya, “Yang Tidak Beretika Dilarang Masuk Kampung Ini.”
“Kepada Gibran, tidak usah nyari orang di balik pemasangan spanduk ini. Ini adalah suara kami, kalau kalian tangkap orang kami maka kami akan lawan,” kata Sutomo.
Menurut beberapa warga setempat, jelas ini adalah media mereka untuk menyatakan ketidaksetujuan dan kekecewaan terhadap perlakuan Gibran di debat cawapres kemarin.
Sumber: viva