Soal Pernyataan Arya Wedakarna, Menag Yaqut Tegaskan Rasisme Tak Bisa Diterima di Indonesia

Soal Pernyataan Arya Wedakarna, Menag Yaqut Tegaskan Rasisme Tak Bisa Diterima di Indonesia

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa sikap atau pernyataan yang berbau rasisme tidak boleh ada di Indonesia. Hal ini disampaikan Menag sebagai respons terhadap pernyataan kontroversial yang dibuat oleh senator asal Bali, Arya Wedakarna. Menurut Menag, Indonesia adalah bangsa yang dibangun atas dasar keberagaman ras, suku, budaya, dan agama.

"Yang berbau rasisme itu gak boleh ada di Indonesia ini. Indonesia ini berdiri karena semua ras, semua golongan. Semua perbedaan yang kita miliki ini justru yang memerdekakan kita, yang menjaga negara kita," ujar Menag di Jakarta, Jumat (5/1/2024).

Pernyataan Menag ini muncul sebagai tanggapan atas video yang beredar luas di media sosial, di mana Arya Wedakarna terlihat berbicara dengan nada tinggi dalam sebuah rapat bersama Kanwil Bea Cukai. Arya dalam video tersebut meminta agar petugas frontliner sebaiknya merupakan putra dan putri daerah tanpa menggunakan penutup kepala atau hijab yang biasa dipakai wanita muslimah.

Menag Yaqut menyerukan kepada Arya Wedakarna untuk memahami sejarah Indonesia. 

"Kalau ada orang apalagi anggota DPD kemudian berlaku rasial, saya kira dia harus ngerti lagi, harus belajar lagi soal Indonesia," katanya.

Sementara itu, Direktur Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama (Kemenag) I Nengah Duija mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan di Indonesia, terutama menjelang tahun politik. 

"Kami harapkan supaya menjelang tahun politik ini kita membangun hubungan, saling menghormati. Jadi saya kira semua agama memiliki persepsi yang sama, kita ingin hidup dalam satu bingkai negara Republik Indonesia yang rukun," ujarnya.

Duija juga menekankan pentingnya kerukunan dan toleransi antar-umat beragama yang telah lama hidup di Bali. Dia menyarankan bahwa setiap persoalan yang muncul harus diselesaikan dengan cara duduk bersama dan dialog. 

"Kalau menurut saya toleransinya sudah berjalan, tinggal kan kalau ada beberapa hal yang memang belum, ya kita harus bangun. Kalau memang ada sesuatu yang belum kita bisa selesaikan, ya kita selesaikan," tambahnya.

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita