Said mengatakan, ia mendengar banyak cerita soal Pilpres 2024 yang membuatnya bersimpati dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
“Saya ingin mencari lebih tahu sejauh mana perjalanan apa yang diperjuangkan dengan NasDem dan PKB, saya ingin tahu secara langsung dari sumber utama, bukan dari sumber yang ketiga,” kata Said Aqil saat konferensi pers.
“Saya menaruh simpati kepada capres-cawapres Anies dan Muhaimin,” tuturnya.
Said pun kemudian memberikan pesan kepada Koalisi Perubahan agar terus optimis dan jangan minder.
“Tidak ada yang namanya minder, takut, kecil hati, enggak boleh, harus optimis dan berdasarkan iman kepada tuhan, dan pasrah kepada Allah, tawakal, di samping kita usaha keras,” tuturnya.
Hanya saja, Said menolak pertemuan ini dikaitkan dengan sikap politik. Ia merasa preferensinya dalam Pilpres tidak layak diperhitungkan karena tidak lagi menjabat sebagai petinggi PBNU.
“Bukan sikap politik, saya ke sini ingin mendengar secara langsung tadi sampai sejauh mana prosesnya perjuangan PKB dan NasDem ini, itu aja sebatas itu. Karena saya bukan ketua partai, sudah bukan ketua NU, amatiranlah,” tuturnya.
Dari pantauan di lokasi, tidak terlihat Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan elite PKS menemui Said Aqil. Di ruangan tersebut hanya terlihat Waketum PKB Jazilul Fawaid, Waketum NasDem Ahmad Ali, dan Ketua DPP NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi.
Ahmad Ali pun mengatakan bahwa ia mengundang Said Aqil sebagai Ketum NasDem bukan sebagai koalisi.
“Karena saya mengundang beliau sebagai wakil ketua NasDem, bukan kapasitas saya sebagai koalisi,” kata Ali di lokasi yang sama.
Sumber: kumparan