UAS memposting cerita ini tak lama setelah pernyataan anggota DPD RI atau senator Arya Wedakarna atau AWK viral mengenai penggunaan jilbab bagi petugas Bea Cukai Ngurah Rai.
"Tahun 2020 saya pulang dari Swiss, transit di Bangkok. Dari Bangkok ke Jakarta saya naik pesawat Thai Airways. Ternyata di box makanan sudah ada tulisan ‘Moslem Food’," katanya melalui akun instagram @ustadabdulsomad_official.
"Masyarakat Thailand cerdas, menangkap peluang ekonomi pasar Muslim Asia Tenggara dan Timur Tengah dengan program Moslem Food, Islamic Traveling dan program lainnya yang memberikan kenyamanan," katanya.
UAS juga melampirkan foto saat bertemu almarhum Raja Bali Ida Cokorda Pemecutan XI. Dia berharap para warga di Bali dapat mencari pemimpin seperti sosok Cokorda Pemecutan XI yang dinilai memiliki sikap toleransi tinggi.
"Bali jauh lebih menarik dari Thailand. Saatnya saudara-saudara saya sebangsa dan setanah air di Bali menentukan pilihan," sarannya.
"Pilihlah orang-orang yang santun, mampu membangkitkan ekonomi Bali dan menampilkan keramahan Bali, seperti yang pernah saya rasakan dari Raja Bali Dr Ida Cokorde Pemecutan XI saat beliau mengawal dan menjamin keselamatan saya berdakwah di Masjid An-Nur Bali tahun 2018," kata ulama yang dijuluki "Dai Sejuta Umat ini".
Seperti diberitakan, AWK dilaporkan pengacara bernama Zulfikar Ramly atas dugaan tindak pidana ujaran kebencian atau SARA dan penodaan agama ke Polda Bali. Zulfikar pernah menjadi pengacara UAS saat UAS diperkusi di Bali.
AWK dilaporkan dalam kasus pernyataan menyangkut jilbab. Dalam video viral yang juga diunggah anggota DPR dari NasDem, Ahmad Sahroni, AWK tak ingin staf di bagian terdepan atau frontline Bea Cukai menggunakan penutup kepala jilbab.
"Saya enggak mau frontline-frontline itu, saya mau gadis Bali yang kayak kamu, rambutnya keliatan terbuka. Jangan kasih penutup enggak jelas," kata AWK dalam rapat dengan Bea Cukai.
Sumber: kumparan