Adapun sosok yang didapuk menjadi Ketua PWNU Jatim yang baru, adalah KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Namun, sementara statusnya masih sebagai penjabat (Pj).
Sekretaris Jenderal PBNU, Syaifullah Yusuf, dalam keterangannya mengatakan bahwa menunjuk Gus Kikin sebagai Pj Ketua PWNU Jatim merupakan keputusan bersama, dari rapat gabungan yang dipimpin oleh Rais Aam KH Miftachul Ahyar.
“Alhamdulillah, rapat gabungan siang tadi (kemarin siang, Red) secara bulat menetapkan Gus Kikin menjadi Pj ketua PWNU menggantikan KH Marzuqi Mustamar,” kata pria yang biasa disapa Gus Ipul itu seperti dilansir dari Radar Jombang (Grup Jawa Pos)
Profil KH Abdul Hakim Mahfudz
Gus Kikin, sapaan akrabnya, merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Ia tak lain adalah cicit dari pendiri Nahdlatul Ulama, yakni Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, dari jalur ibu.
Gus Kikin lahir pada 17 Agustus 1959 silam dari pasangan KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma’shum. Dari jalur ibu, hubungannya tersambung kepada Nyai Hj Khoiriyah Hasyim, putri sulung KH M Hasyim Asy’ari yang diperistri KH Ma’shum Ali.
KH Ma’shum Ali sendiri dikenal sebagai Ahli Falak asal Gresik dan pengarang kitab Amtsilah Tasrifiyah, kakak kandung KH Adlan Ali Cukir.
Sementara dari jalur ayah, Gus Kikin tersambung kepada KH Anwar bin Alwi, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Nasyi’in Paculgowang Jombang.
Dengan nasab itu, artinya Gus Kikin masih memiliki hubungan keluarga sebagai sepupu dengan KH Anwar Mansur, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo.
Soal pendidikan, Gus Kikin tercatat sebagai alumi MI Parimono, SMPN 1 Jombang, hingga SMPP (sekarang SMAN 2 Jombang). Selain itu, ia juga menghabiskan waktu untuk belajar ilmu agama di PP Sunan Ampel Jombang.
Menariknya, setelah lulus sekolah, Gus Kikin bukannya melanjutkan pendidikan agama di jenjang yang lebih tinggi, layaknya anak kyai pada umumnya. Ia justru membidik akademi pelayaran sebagai perjalanan selanjutnya.
Gus Kikin belajar di akademi pelayaran hingga tuntas dan berhasil mengantongi ijazah No Limitation untuk berlayar. Tak ayal, ia pun moncer karirnya di dunia pelayaran dan menjadi pelaut yang andal selama hampir 3 tahun.
Tak hanya itu, Gus Kikin juga melebarkan pengalamannya dengan bekerja di sebuah perusahaan perkapalan yakni Djakarta LIoyd. Berselang waktu, Gus Kikin memutuskan berhenti dan ingin membangun perusahannya sendiri.
Hingga saat ini, Gus Kikin diketahui memiliki beberapa perusahaan di bidang televisi dan pengeboran minyak. Kendati sukses sebagai pelaut dan pebisnis, namun trahnya sebagai anak kyai tetap tak ditinggalkan.
Gus Kikin didapuk sebagai pengasuh Ponpes Tebuireng menggantikan KH Salahudin Wahid (Gus Sholah) sejak 2016. Sebagai pengasuh ponpes yang berpemikiran terbuka, Gus Kikin tak ingin Tebuireng dipandang hanya sebagai pesantren yang kuno.
Menurutnya, Ponpes Tebuireng harus berkembang mengikuti arus zaman yang terus bergerak modern, tanpa harus meninggalkan rel keilmuwan salafi sebagai santri di pondok pesantren.
“Kalau kita modernisasi, basic dari pesantren tidak boleh dihilangkan yaitu ilmu salaf,” kata Gus Kikin. (*)
Sumber: jawapos