Prabowo Dinilai Bakal Termehek-mehek pada Debat Pilpres Terakhir

Prabowo Dinilai Bakal Termehek-mehek pada Debat Pilpres Terakhir

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pakar politik Prof. DR, Ikrar Nusa Bhakti menilai calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto akan kesulitan di debat terakhir Pilpres 2024 atau debat ketiga bagi capres yang akan digelar pada 4 Februari depan dengan tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, SDM, dan inklusi.

"Saya ngomong terus terang saja, orang bidang pertahanan saja dia (Prabowo) tidak kuasai, apalagi topik-topik yang akan datang ini," kata Ikrar di Jakarta, dikutip Kamis (25/1/2024).

"Maksud saya bukan mustahil, penampilan Prabowo di dalam debat ketiga untuk capres, bukan mustahil akan lebih termehek-mehek lagi itu," sambung Guru Besar Riset Politik Lembaga Ilmu Politik Indonesia (LIPI) 1984-2017 ini.

Hal ini, menurut Ikrar, bila mencermati pada debat capres yang lalu dengan tema pertahanan. Ikrar menilai Prabowo tidak menguasai debat, padahal seluruh publik sudah berpikir bahwa sebagai menteri pertahanan tentu seharusnya capres nomor urut 2 paham betul akan topik ini.

"Makanya nanti bukan mustahil yang terjadi itu adalah persoalan serang-menyerang pribadi, antara dia dengan Anies khususnya dan mungkin dengan Ganjar pada umumnya," ujar Duta Besar RI untuk Tunisia 2017-2021 ini.

Ikrar memastikan bahwa capres nomor urut 1 dan 3 sudah menyiapkan persoalan apa saja yang ada, terkait tema debat kelima, dengan dikuatkan oleh data.

"Sementara Pak Prabowo itu dia tidak begitu aware atau mungkin tidak begitu peduli dengan persoalan data tersebut," ucap dia.

Lebih jauh Ikrar menilai paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran seakan merasa sudah menang sebelum bertanding. Padahal, jika berkaca pada hasil survei Indopol, yakni forum debat dapat berpengaruh pada pilihan pemilih, Ikrar mengingatkan bukan mustahil pertarungan antara Joe Biden dan Donald Trump dalam pemilu di Amerika Serikat pada 2020, juga akan terjadi di Indonesia.

"Yang ingin saya katakan adalah misalnya Trump yang lebih muda melakukan satu tindakan konyol, walaupun tidak sekonyol Gibran terhadap Pak Mahfud, terhadap Muhaimin itu kemudian menyebabkan elektabilitas Donald Trump itu hancur, jatuh," kata Ikrar, menerangkan.

"Kalau dia ternyata jatuh dalam perdebatan terakhir ini, apakah akan mengubah pilihan orang terhadap paslon tersebut? Dan Anda juga tahu, bukan mustahil bahwa mereka (kubu 02) akan melakukan apa saja supaya menang satu putaran," tambah dia.

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita