Prabowo: Daripada Jadi Presiden Melalui Cara Kekerasan, Lebih Baik Saya Tak Usah Jadi

Prabowo: Daripada Jadi Presiden Melalui Cara Kekerasan, Lebih Baik Saya Tak Usah Jadi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Calon Presiden RI (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menegaskan dirinya tidak akan mau jika harus jadi presiden namun dengan menggunakan kekerasan.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat dirinya hadir dalam acara pertemuan relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS).

Di hadapan para relawan yang dominan merupakan pengusaha itu, Prabowo menceritakan pelajaran yang dia ambil selepas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Waktu saya kalah (di Pilpres 2019), pengikut saya waktu itu sangat tegang. Banyak yang marah, ribuan sampai di Jalan Thamrin. Saya datang ke situ, banyak korban ketegangan. Ada anak muda, dia kena gas (air mata), dia lihat saya, teriak, Pak Prabowo kami siap mati untuk Bapak. Saya shock," kata Prabowo dalam sambutannya, di Kawasan Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024) malam.

Secara singkat, Prabowo menceritakan kalau dirinya akhirnya memutuskan rekonsiliasi dengan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Sebab menurut Prabowo, bangsa yang maju adalah bangsa yang pemimpinnya berkolaborasi dan bekerja sama.

Sementara, segala upaya yang dilakukan dengan cara kekerasan hanya akan memecah belah bangsa dan mengancam keutuhan NKRI. 

"Rakyat kita itu sangat terpengaruh oleh pemimpin-pemimpinnya," ujar Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo bertekad menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa di Pilpres 2024. 

Dirinya bahkan menyebut, ada beberapa negara yang akhirnya melakukan perang antar saudara karena para pemimpinnya mementingkan ego sendiri.

"Ya tidak bisa Indonesia seperti itu saya waktu itu (Pilpres 2019) benar-benar daripada saya jadi presiden melalui jalan kekerasan lebih baik saya nggak jadi presiden," tutur dia.

Lebih lanjut, Prabowo meyakini politik untuk tujuan menang atau kalah (zero sum game) bukan jalan terbaik untuk Indonesia. 

Sebaliknya, politik tanpa memunculkan musuh yang justru, harus menjadi pedoman untuk membawa bangsa menjadi lebih baik.

"Kalau mengerti filosofi nenek moyang kita, ada dari Jawa orang-orang saya ngajarin menang tanpo ngasorake, menang tanpa menyakiti. Nah itu dijalankan oleh Presiden Jokowi," ujar Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo meyakini persaingan yang muncul dalam pilpres jangan sampai berubah menjadi permusuhan. 

Tak hanya itu, kata dia, kekerasan dalam merebut kekuasaan adalah bukan menjadi cara yang diinginkan.

“If we want to succeed our democracy, persaingan jangan jadi permusuhan,” kata Prabowo.

Sebagai informasi, relawan ETAS yang ditemui oleh Prabowo merupakan sekelompok relawan Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat. 

Para alumni itu mendukung kiprah politik Erick Thohir sejak dia bergabung di TKN Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.

Sementara di pilpres 2024, ETAS seraya memberikan sinyal dukungan untuk pasangan Prabowo-Gibran.

Pernyataan itu disampaikan oleh perwakilan relawan ETAS Garibaldi Thohir alias Boy Thohir tdi dalam acara pertemuan relawan ETAS yang turut dihadiri Prabowo Subianto nitu.

"Mungkin sepertiga perekonomian Indonesia ada di sini pak dari mulai Djarum Grup Sampoerna Grup, Adaro Grup pokoknya grup grup semua ada di sini," kata Boy Thohir dalam sambutannya di acara pertemuan relawan ETAS, di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024).

Dalam kesempatan ini, Boy juga menyinggung soal banyaknya konglomerat yang hadir pada hari ini.

Atas hal itu, Petinggi PT Adaro Energi tersebut menyatakan rasa hormatnya atas kehadiran Prabowo Subianto.

Kata dia, kehadiran Prabowo ini memberikan semangat pihaknya dalam pemenangan sekali putaran di Pilpres mendatang.

"Dan semuanya jadi izin bapak terima kasih atas kehadirannya luar biasa membuat semangat kita untuk tadi sekali putaran," tukas dia.

Sebelumnya, Calon presiden RI (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menyatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam perkembangan ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat hadir dalam acara pertemuan relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS) yang juga sebagian besar merupakan pengusaha, Minggu (22/1/2024) malam.

Pernyataan Prabowo itu didasari karena dirinya melihat banyak indikator yang dimiliki Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar.

"Dalam filosofi ini kita mendekati masa depan dengan sangat optimis bapak-bapak semua pelaku kalau liat indikator-indikator ekonomi semua analisa semua mengarah bahwa Indonesia akan menjadi one of the economics giant di dunia ini," kata Prabowo dalam acara yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta itu.

Bahkan kata dia, terdekat, ada pihak yang meramalkan Indonesia bisa menjadi negara terbesar ekonomi ke 5 di dunia.

Hal itu menurut Prabowo tidak menjadi mustahil, sebab kata dia, seluruh potensi itu memang ada.

"Ada yang meramalkan kita ekonomi ke 5 terbesar di dunia, maybe 2045. Di depan mata sebetulnya. Semua indikator kesana. Tapi saya pun pernah baca kajian strategis mengarah kesitu," kata dia. 

Hanya saja, Prabowo menegaskan adanya tantangan bagi pemimpin bangsa untuk dapat mencapai tujuan itu yakni harus kerja sama.

Apabila kerja sama atau kolaborasi itu bisa dilakukan oleh seluruh elite bangsa, dirinya meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bisa mencapai 2 digit.

"Ujungnya adalah, kolaborasi dan compromise dan itu sikap saya. Dan dalam pendekatan ekonomi juga demikian kita growth I'm very optimistic luar biasa hitungan saya sangat-sangat mungkin 7-8-9 persen bisa saja 2 digit growths," tukas dia.

Sebagai informasi dalam acara ini Prabowo didampingi oleh Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, Anggota Dewan Pengarah TKN Agus Harimurti Yudhoyono, dan Komandan Tim Media TKN Budisatrio Djiwandono.

Tak hanya itu, turut hadir mantan politikus senior PDIP Maruarar Sirait alias Ara, Menteri BUMN Erick Thohir, dan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno serta mantan Menteri Perdagangan RI M. Luthfi.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita