GELORA.CO - Pemerintah berencana menaikkan pajak motor bensin. Alasannya, pemerintah ingin agar masyarakat beralih ke kendaraan listrik, dengan begitu bisa mengurangi polusi udara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut alasan lainnya, yakni karena pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup bagus, belum pernah sepanjang sejarah di bawah 3 persen. Sepanjang 34 bulan berturut-turut, neraca ekspor Indonesia juga surplus. Hal ini, kata dia, mengindikasikan ekonomi di era Jokowi berhasil.
"Kami tadi rapat dan berpikir untuk menaikkan pajak untuk kendaraan sepeda motor non-listrik, sehingga nanti itu bisa memberikan subsidi ongkos-ongkos seperti LRT atau kereta cepat" kata Luhut dalam acara peresmian perusahaan mobil listrik Build Your Dream (BYD) asal China dikutip dari Antara, Kamis (18/1).
Luhut berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia agar dapat segera mengubah kebiasaan dengan beralih dari kendaraan berjenis bahan bakar ke kendaraan battery electric vehicle (BEV) untuk lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat untuk generasi mendatang.
Adapun pemerintah sudah memberikan bantuan kepada masyarakat yang menggunakan motor listrik. Pemerintah memberikan bantuan berupa potongan biaya konversi sepeda motor senilai Rp 10 juta per unit. Sayangnya hal itu masih belum diminati, terbukti dari realisasi bantuan yang sangat kecil.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan realisasi konversi motor berbahan bakar menjadi motor listrik masih di bawah 1.000 unit. Padahal, target konversi motor listrik pada 2023 sebanyak 50.000 unit.
“Di bawah 1.000 (jumlah konversi motor listrik). Yang daftar sih banyak,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif, usai konferensi pers di Gedung Kementerian ESDM, Senin (15/1).
Arifin enggan merinci angka persis jumlah konversi motor listrik tersebut. Ia memastikan sosialisasi dan kerja sama dengan kementerian lain terus dilakukan agar jumlah konversi naik tahun ini.
Arifin mengatakan pemerintah juga akan mengubah birokrasi administrasi. Bengkel-bengkel konversi motor listrik akan tersedia lebih banyak di seluruh Indonesia. Hingga 2023, telah terbangun 842 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum dan 1.401 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum.
“2023 kita fokus 50 ribu unit konversi dan 2024 150 ribu, capaiannya memang belum sesuai yang kita harapkan. Kita perlu masif sosialisasi dan pendekatan-pendekatan. Di samping juga kita perbaiki mekanisme di ESDM maupun terkait dengan keterkaitan antara kementerian atau lembaga,” tutur Arifin.
Sumber: kumparan.