Netanyahu Tolak Akhiri Konflik, Komandan Senior Pasukan Israel Malah Akui Tak Bisa Hancurkan Hamas

Netanyahu Tolak Akhiri Konflik, Komandan Senior Pasukan Israel Malah Akui Tak Bisa Hancurkan Hamas

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menolak syarat yang diajukan oleh Hamas untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hamas.

Syarat yang diajukan oleh Hamas melibatkan penarikan total pasukan Israel dan memungkinkan Hamas tetap berkuasa di Jalur Gaza.
 
"Saya langsung menolak persyaratan menyerahkan diri kepada monster Hamas," tandas Netanyahu.

Kesepakatan pada akhir November 2023 yang diprakarsai oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir membebaskan sebagian besar dari sekitar 240 sandera di Gaza, dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Sejak itu, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin meningkat untuk memastikan pembebasan 136 sandera yang tersisa.

Lebih lanjut, dikutip dari The New York Times, komandan senior Pasukan Pertahanan Israel mengakui bahwa dua tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera Israel yang ditawan di Gaza tidak akan tercapai.

Ia menyatakan bahwa tantangan yang tak terduga dalam melawan Hamas dan keragu-raguan para pemimpin Israel menyebabkan lebih dari 136 warga Israel yang masih ditahan oleh kelompok teror tersebut tidak mungkin dapat dikembalikan kecuali melalui upaya diplomasi.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa perkembangan perang tidak sesuai harapan pada awal konflik.

Berdasarkan perkiraan dan rencana militer pada Oktober, militer Israel awalnya memperkirakan akan menguasai operasional Kota Gaza, Khan Younis, dan Rafah pada akhir Desember.

Meskipun tujuan tersebut tercapai di Kota Gaza, pertempuran di Khan Younis masih berlanjut dan pasukan bahkan belum memulai operasi serius di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza.

School of Security Studies di King's College London, Andreas Krieg menyatakan keyakinannya bahwa Israel tidak akan dapat memenangkan perang ini.

Meskipun kampanye militer mereda, banyak batalyon Hamas masih utuh dan sebagian besar pimpinan tinggi Hamas masih dalam daftar buronan.

Israel secara konsisten menyatakan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk menduduki kembali wilayah yang saat ini terkepung.

Namun, mereka juga mengindikasikan kemungkinan perlunya mempertahankan sejumlah pasukan keamanan untuk melancarkan operasi yang tepat, dengan tujuan mencegah Hamas membangun kembali kemampuan mereka yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita